DINAMIKA SOSIAL-POLITIK KESULTANAN JAILOLO ( 2002 – 2017 )

Mustafa Mansur, Rusli Said

Sari


Kesultanan Jailolo merupakan salah satu dari empat pilar pranata tradisional Maluku yang dikenal dengan Moloku Kie Raha. Kesultanan ini telah dianeksasi oleh Kesultanan Ternate sejak 1620, dan dibangkitkan kembali oleh Sultan Nuku dari Tidore pada 1796.  Sejak 1825, Kesultanan Jailolo ini pernah berkedudukan di Pulau Seram hingga dibubarkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada 1832. Sejak saat itu, tidak lagi berkedudukan seorang sultan baik di Jailolo Halmahera maupun di Seram. Pada 2002, Kesultanan Jailolo dihidupkan kembali untuk melengkapi kesempurnaan Moloku Kie Raha. Namun, kehadiran Kesultanan Jailolo dari 2002 hingga 2017, mengalami kontroversi berkaiatan dengan hubungan geneologis sultan yang menyebabkan Kesultanan Jailolo berada pada pusaran politik internal. Penelitian ini membahas bagaiamana pusaran politik itu membentuk dinamika sosial-politik dari 2002 sampai 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa dinamika sosial-politik tersebut telah melahirkan terbentuknya dua kelompok masyarakat adat di Jailolo sebagai pendukungnya dalam  membangun solidaritas emosional dan sosial untuk mempertahankan legitimasi yang mereka yakini sebagai kebenaran.  Terdapat setidaknya empat orang sultan pada 2002 sampai 2017 yang masing-masing mengklaim memiliki hubungan geneologis dengan sultan-sultan Jailolo terdahulu. Dinamika tersebut menggambarkan  fenomena yang relatif sama dengan dinamika politik pada masa kolonial.

 Kata Kunci : Jailolo, sultan, dinamika sosial-politik


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33387/jeh.v5i2.1137

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.