Geologi dan Panas Bumi Daerah Permandian Air Panas Mangolo Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara

Raivel Raivel, Firman Firman

Sari


Geologi merupakan ilmu kebumian yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, seperti mendeteksi kebencanaan, menganalisis batuan dan menentukan keberadaan panas bumi. Sulawesi khususnya Kompleks Mekongga Lengan Tenggara Sulawesi bagian tengah menarik untuk di teliti, karena daerah ini pernah mengalami subduksi hingga kolisi antara Mikro Kontinen Mekongga dengan Mikro Kontinen Rumbia dan saat ini terdapat salah satu destinasi permandian air panas di kawasan tersebut (permandian air panas Mangolo). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis citra, observasi dan pengolahan data lapangan serta analisis termperatur. Geomorfologi daerah Mata Air Panas Mangolo yaitu Satuan Geomorfologi Pegunungan Denudasional dan Satuan Geomorfologi Pedataran Alluvial. Satuan Pedataran ini dibentuk oleh struktur Sesar Normal. Batuan penyusun daerah ini yaitu sekis mika, sekis klorit dan batugamping. Struktur geologi yang berkembang yaitu kekar, lipatan, dan sesar. Sedangkan, mata air panas yang terbentuk berwarna jerni dan berbau sulphur serta memiliki suhu 42-53oC. Arah aliran mata air panas ini yaitu N65oE dan N72oE-N262oE dan N276oE yang keluar melalui rekahan atau kekar dan sesar. Sistem panas bumi daerah ini terbentuk pada lingkungan non-vulkanik yang dipengaruhi oleh gabungan antara struktur geologi dan sisa magmatisme, umumnya muncul pada batuan metamorf seperti sekis mika dan batuan sedimen seperti batugamping (metagamping).

 

Kata kunci : geologi, Mangolo, mata air panas, panas bumi


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


W. Hamilton, “Tectonic of the Indonesia Region,†Geological Penelitian Profesional Paper 1078, U.S. Govern. Printing Office, Washington. U.S.G.S. Profesional Paper. 1078: 345, 1979.

Musri, Metamorf Rock Evolution of Rumbia Complex, Southest Arm of Sulawesi and Its Relation to Gold Mineralisation. Dissertation of ITB (unpublished), 2015.

M. Mawaleda, E. Suparka, C.I. Abdullah, N.I. Basuki, M. Forster, Jamal, and Kaharuddin, “Hydrothermal Alteration and Timing of Gold Mineralisation in the Rumbia Complex, Southeast Arm of Sulawesi, Indonesia,†Transdisciplinary R esearch on Environmental Problems in Southeast Asia. IOP Publishing, 2017.

Surono, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung, 2010.

Surono, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan LIPI Press, Menteng, Jakarta, 2013.

Surono, dan U. Hartono, Geologi Sulawesi. Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan LIPI Press, Menteng, Jakarta, 2013.

D. Hermawan, A. Sugianto, A.Yushantarti, Dahlan, A. Munandar, dan S. Widodo,â€Kajian Panas Bumi Non Vulkanik Daerah Sulawesi Bagian Tenggaraâ€, Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi, 2011.

Simandjuntak, Surono, dan Sukido, Geologi Regional Lembar Kolaka Skala 1: 250.000. Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1993.

E. Suhanto dan Bakrun,“Studi Kasus Lapangan Panas Bumi Non Vulkanik Di Sulawesi: Pulu, Mamasa, Parara, Dan Mangolo†Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA, 2003.

H. Grupta and S. Roy, Geothermal Energy. Amsterdam, Netherland: Elsevier, 2007.

P. Brophy, An Introduction to Geothermal Energy, USA: CGEC Geothermal Outreach Workshop, 2011.

Raivel, R., & Firman, F. (2020). Karakteristik Endapan Nikel Laterit di Bawah Molasa Sulawesi Daerah Tinanggea, Sulawesi Tenggara. Jurnal GEOMining, 1(1), 25-37.




DOI: https://doi.org/10.33387/geomining.v1i2.2247

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Editorial Office : Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.