MENYIKAPI KEARIFAN LOKAL: MENGGALI, MENGHARGAI, DAN MENGKRITISI

Safrudin Amin

Sari


Pengantar

Dalam salah satu diskusi saya diberi tema: “Menemukan Kembali Sumber kebaikan dalam adat Hidup Manusia Maluku Utaraâ€. Topik ini mengandung dua kesan sekaligus. Pertama, kita seolah sudah kehilangan kebaikan dalam adat sehingga perlu ditemukan kembali. Kedua, kebaikan-kebaikan dalam adat tersebut, yang secara umum disebut kearifan lokal, dipandang sebagai aspek yang sangat penting sehingga harus ditemukan kembali. Perhatian utama makalah ini adalah pada kedua kesan tersebut. 

Mengacu pada topik di atas, khususnya makna implikasinya pada aspek kedua, tulisan ini akan menjalankan dua tugas. Pertama, tulisan ini mencoba menemukan kembali kearifan-kearifan dalam adat masyarakat Maluku Utara dengan mengacu pada studi-studi pemetaan nilai budaya yang sudah pernah ada. Kedua, sebagai tambahan, artikel ini mencoba menyajikan sikap kritis terhadap klaim kebaikan dalam kearifan lokal agar kearifan lokal yang dipromosikan tidak terjebak pada ketidak-arifan lokal dan tidak bertolak belakang dengan “kearifan nasionalâ€. Kedua sikap ini, menemukan dan menyikapi kearifan lokal secara kritis, perlu menjadi agenda kebudayaan kita di Maluku Utara jika harmoni sosial dipandang penting bagi masa depan masyarakat di wilayah ini.

 

INTRODUCTION

In one of the discussions I was given the theme: "Rediscovering the Source of Goodness in Indigenous People's Life of North Maluku". This topic contains two impressions at once. First, we seem to have lost the best in custom that needs to be rediscovered. Secondly, the goodness of the custom, commonly called local wisdom, is seen as a very important aspect that must be rediscovered. The main concern then is this on both impressions.

Referring to the above topics, particularly the implications of the second aspect, this paper will perform two tasks. Firstly, this paper attempts to rediscover the wisdom of indigenous people of North Maluku with reference to studies of mapping of cultural values that have already existed. Secondly, in addition, this article attempts to present a critical attitude to the claim of goodness in local wisdom in order that promoted local wisdom is not trapped in local indifference and does not contradict "national wisdom". Both these attitudes, finding and responding to local wisdom critically, need to be our cultural agenda in North Maluku if social harmony is seen as important for the future of society in the region.


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33387/humano.v8i2.586

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Journal NameHUMANO: Jurnal Penelitian
Print ISSN1978-6115
Elektronik ISSN2597-9213
PublisherLembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Khairun
AddressJalan Yusuf Abdurrahman Kampus II Unkhair, Kelurahan Gambesi, 97722 Kecamatan Kota Ternate Selatan, Provinsi Maluku Utara
CountryIndonesia
Emailhumano@unkhair.ac.id / humanounkhair@gmail.com 
URLhttps://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/humano/index
DOIhttp://doi.org/10.33387/humano

Flag Counter

Statistik Pengunjung

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.