Kualitas perairan dan status pencemaran perairan pantai Kota Ternate

Najamuddin Najamuddin, Ikwan J. Kasim, Abdurrachman Baksir, Rustam E. Paembonan, Irmalita Tahir, M. Ridwan Lessy

Abstract


Tujuan penelitian adalah mengkaji kondisi beberapa parameter fisika kimia perairan dan menentukan status pencemaran pantai Kota Ternate. Pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi di perairan pantai Kota Ternate yaitu Kelurahan Kayu Merah, Kota Baru, dan Kampung Makassar. Pada tiap lokasi diambil 9 titik dengan sebaran masing-masing 3 titik sampling dekat pantai, 3 titik sampling bagian tengah kearah tegak lurus pantai, dan 3 titik dibagian dekat laut lepas. Parameter fisika kimia yang diukur secara in situ yaitu suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, dan kekeruhan dengan water quality checker. Konsentrasi nitrat tentukan dengan metode SNI 06.6989.9.2-2004, konsentrasi fosfat ditentukan dengan metode SNI 06.6909.31-2005, dan konsentrasi minyak dan lemak ditentukan dengan metode SNI 06.6989.10-2004. Penentuan status pencemaran perairan menggunakan metode indeks pencemaran. Hasil penelitian diperoleh, semua parameter fisika kimia dalam kondisi yang normal atau di bawah baku mutu kualitas perairan untuk kelangsungan hidup biota kecuali konsentrasi nitrat telah melampaui baku mutu. Hasil analisis indeks pencemaran pada tiap parameter fisika kimia menunjukkan status pencemaran perairan dari kategori baik, tercemar ringan, dan tercemar berat, sedang penilaian secara umum terhadap lokasi perairan pantai Kota Ternate diperoleh status tercemar ringan.

Kata kunci: indeks pencemaran, parameter fisika kimia, Kota Ternate


References


Bibby RL, Webster-Brown JG. 2006. Trace metal adsorption onto urban stream suspended particulate matter (Auckland region, New Zealand). App Geochem 21, 1135–1151.

Burton JD, Liss PS. 1976. Estuariane Chemistry. New York (US): Academic Press. 229p.

Chester R. 1990. Marine Geochemistry. London (GB): Unwin Hyman Ltd.

Environment Canada. 2003. Canadian water quality guidelines for the protection of aquatic life: Nitrate ions. Ecosystem Health: Science-based Solutions Report No. 1-6. National Guidelines And Standards Office, Water Policy Coordination Directorate, Environment Canada. 115 pp

Fachrul, F.M., H. Haeruman, & L.C. Sitepu. 2005. Komunitas fitoplankton sebagai bio-indikator kualitas perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA 2005. FMIPA-Universitas Indonesia, 24-26 November 2005, Jakarta.

Howarth, R., D. Anderson, J. Cloern, C. Elfring, C. Hopkinson, B. Lapointe, T. Malone, N. Marcus, K. McGlathery, A. Sharpley, & D. Walker. 2000. Nutrient Pollution of Coastal Rivers, Bays, and Seas. Issues in Ecology., No.7, 17pp.

Hutagalung, H.P & A. Rozak. 1997. Metode Analisis air laut, sedimen dan biota. Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, Jakarta.

Karman A. 2015. Konsep pengelolaan perikanan cakalang berkelanjutan di wilayah perairan barat dan selatan Provinsi Maluku Utara (disertasi). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 181hlm.

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH). 2004. Baku mutu air laut untuk biota laut. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. KLH. Jakarta.

Libes S. 2009. Introduction to Marine Biogeochemistry. California (US): Academic Press. 909p

Mayunar, R. Purba, dan P.T. Imanto. 1995. Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan laut. Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi Keramba Jaring Apung Bagi Budidaya Laut. Pusat Penelitian dan Pengambangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian-FKPPA Agri-Business Club.

Najamuddin. 2017. Variasi musiman parameter fisika kimia di sekitar perairan estuaria Jeneberang, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumber Daya Pulau-pulau Kecil. Vol. 2 No. 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun Ternate.

Najamuddin. 2010. Analisis kualitas perairan di sekitar kawasan reklamasi pantai Kota Ternate. Jurnal Ilmiah Sorihi, No.2 Vol. 3 p. 47-55. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun Ternate.

Nonjti A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta (ID): Djambatan

Prager, Ellen J, and Sylvia A. Earle, 2000. The Oceans, McGraw-Hill.

Swingle H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish

Salmin. 2000. Kadar oksigen terlarut di perairan sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. Di dalam : Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono: Foraminifera sebagai Bioindikator Pencemaran. Hasil Studi di Perairan Estuarian Sungai Dadap, Tangerang. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI.

Sanusi HS. 2006. Kimia Laut. Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Bogor (ID): Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 188hlm.

Seitzinger, S. P. 1988. Denitrification in freshwater and marine coastal ecosystems : Ecological and geochemical significance. Limnol. Oceanogr. 33(4, Part 2): 702-724.

Syahdan M. 2015. Pola spasial dan variabilitas temporal data satelit multisensor hubungannya dengan distribusi ikan pelagis kecil di Selat Makassar-Laut Jawa (disertasi). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 113hlm.

Tsunogai S. 1979. Dissolved silica as the primary factor determining the composition of phytoplankton classes in the ocean. Bull. Facul. Fisheries. Hokkaido Univ., 30: 314-322.




DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v3i1.1859

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 

 

Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia