Potensi ekowisata minat khusus pada wilayah Pulau Tulang Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau

Arief Rachman B, Said Nuwrun Thasimmin

Abstract


Ekowisata minat khusus merupakan salah satu jenis pariwisata yang diminati oleh kalangan, kelompok atau masyarakat tertentu. Keberadaan potensi ekowisata minat khusus ini dapat menunjang potensi ekowisata lain yang ada disekitarnya. Potensi ekowisata minat khusus ini juga diperkirakan ada di Pulau Tulang, maka dilakukanlah penelitian tentang potensi ekowisata minat khusus di wilayah Pulau Tulang Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2020 bertempat di Pulau Tulang Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.Tujuan penelitian ini mengkaji potensi ekowisata minat khusus seperti ekowisata kunang-kunang, ekowisata goa, ekowisata sejarah dan mitos, dan ekowisata berlayar.Metode penelitian yang digunakan berupa metode observasi dengan pengamatan langsung dilapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekowisata minat khusus kunang kunang berpotensi untuk dikembangkan dengan nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) sebesar 57,89% dengan kriteria sesuai bersyarat. Potensi ekowisata goa berpotensi dikembangkan dengan IKW sebesar 50,00% dengan kriteria sesuai bersyarat. Untuk ekowisata minat khusus sejarah dan mitos dapat kembangkan yaitu: Batu Naga, Batu Kucing, Batu Gajah, Batu Badak dan Makam Mati di Bunuh. Khusus ekowisata berlayar dapat dikembangkan dengan berlayar mengelilingi Pulau Tulang.
Kata Kunci: Ekowisata, minat khusus, indeks kesesuaian wisata

References


Abdullah, R. 2018. Analisis Hubungan Antara Bangunan Bersejarah, Mitos, Budaya Masyarakat Lokal Dengan Motivasi Wisatawan Berkunjung Di Daya Tarik Wisata Tamansari Yogyakarta. Journal of Tourism and Economic, 1(1): 38-47

Agus. 2019. Analisis Daya Dukung Potensi Wisata Bahari Baru Di Kawasan Wisata Pulau Weh Sebagai Pulau Terluar. PUSAKA : Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Busines Event, 1(2): 1–14.

Amanat, T. 2019. Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Berbasis Folklor (Ziarah Mitos: Lahan Baru Pariwisata Indonesia). Jurnal Pariwisata Terapan, 3(1): 65–75. Borror, D. J., C. A. Triplehorn, dan N. F.Johnson. 1995. Pengenalan Pelajaran Serangga. Penerjemah: Soetiono Partosoedjono. Gadjah Mada Press.Yogyakarta. 66p

Dawood, M. M dan F. H. Saikim. 2016.Studies on Congregating Fireflies (Coleoptera; Lampyridae; Pteroptyx sp.) in Sabah, Malaysia: A Review. Journal of Tropical Biology and Conservation 13 : 13-25.

Depertemen Kehutanan Republik Indonesia. 2003. Panduan Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-OTWA). 6. Depertemen Kehutanan Republik Indonesia.Bogor. 43p

Feliatra, I. Syofyan, Syaifuddin, dan Zulkifli. 2011. Metodologi Penelitian Persiapan Bagi Peneliti Pemula. FAPERIKA Press.Pekanbaru. 176p

Jusoh, W. F. A. W., N. R. Hashim, dan Z. Z. Ibrahim. 2009. Distribution, Abundance And Habitat Characteristics of Congregating Fireflies (Luciolinae: Lampyridae) in Rembau-Linggi Estuary, Peninsular Malaysia. 331–336pp

Mulyadi, A. 2010. Mangrove di Kampus Universitas Riau Dumai. Unri Press. Pekanbaru 49p

Noor, Y. R., M. Khazali, danI. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP. Bogor. 220p

Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun. 2019. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Karimun. https://karimunkab.go.id/kawasan-ekonomi-khusus-kek/ diakses pada tanggal 9 Agustus 2019

Rachman. B. AdanD. Budiman. 2019. The Effect of People Port Tulang Island as an Movement Economic Local Community. Jurnal Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, 24(1): 10–15.

Rachman. B. A., A. Mulyadi, danD. Yoswaty. 2015. Sebaran Kunang-Kunang (Firefly) Dikawasan Hutan Mangrove Desa Bokor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. In B. .Seminar Nasional Perikanan dan Ilmu Kelautan Ke-. 4. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 3 Desember 2015. Hal 6-11

Rachman, A., A. Mulyadi, dan D. Yoswaty. 2016. Strategi Pengembangan Ekowisata Kunang-Kunang (Firefly) Di Kawasan Hutan Mangrove Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat Provinsi Riau. Berkala Perikanan Terubuk, 44(2): 70–75.

Saputra, A., D. Arisanty, dan E. Normelani. 2018. Potensi dan Upaya Pengembangan Obyek Wisata Goa Batu Hapu Di Kecamatan Hatungun Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Jurnal Pendidikan Geografi, 5 (3): 28-36

Sholeh, MdanT. Maulana. 2015. Desain dan Implementasi Sistem informasi Wisata Goa berbasis Google Map. Majalah Ilmiah STTR Cepu, 9(1): 20–27.

Yulius, R. Rahmania, U. R. Kadarwati, M. Ramdhan, T. Khairunnisa, D. Saeuloh, J. Subandriyo, danA. Tussadiah. 2018. Buku Pedoman Kriteria Penetapan Zonasi Ekowisata Bahari. IPB Press. Bogor. 55p




DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v3i2.2585

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 

 

Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia