Kondisi Suhu, Salinitas, pH dan Oksigen Terlarut di Perairan Terumbu Karang Ternate, Tidore dan Sekitarnya

Simon I Patty, Nebuchadnezzar Akbar

Abstract


Pengamatan suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut di perairan terumbu karang Ternate, Tidore dan sekitarnya, telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa suhu air dan oksigen terlarut di lapisan permukaan dengan dekat dasar adalah berbeda nyata. Salintas dan pH tidak berbeda nyata antara lapisan permukaan dengan dekat dasar. Variasi kedalaman air laut terhadap suhu, salinitas, pH dan kadar oksigen menunjukkan perbedaan yang relatip kecil namun masih dalam batas ambang kehidupan biota laut. Pada lapisan permukaan nilai AOU yang positip diperoleh 85,71 % dan AOU negatip 14,29 % menggambarkan adanya lokasi yang pemakaian oksigennya lebih besar daripada produksi oksigen. Nilai suhu air laut, salinitas, pH dan oksigen terlarut di perairan ternate, tidore dan sekitarnya belum menunjukkan dampak negatif terhadap lingkungan perairan dan masih baik untuk pertumbuhan terumbu karang.

References


Banjarnahor, J. 2000. Atlas Ekosistem Pesisir Tanah Grogot, Kalimantan Timur. Puslitbang Oseanologi- LIPI Jakarta. 17 halaman

Boyd, C E. 1979. Water Quality in WarmWater Fish Pound Fish Culture. Agriculture Experiment Station. Auburn University. Auburn.

Burke, L E, Selig, Spalding M. 2002. Reefs at Risk in Southeast Asia. World Resources Intitute. USA.

Connel, W D dan Miller G J.1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Terjemahan, Penerbit Universitas Indonesia. 520 halaman

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dai, CF.1991. Reef Environment and Coral Fauna of Southern Taiwan. Atoll Resources Bulletin 354:1.

Edward dan Tarigan Z.2003. Pemantauan kondisi hidrologi diperairan Raha P. Muna, Sulawesi Tenggara Dalam Kaitannya Dengan Kondisi Terumbu Karang. Makara, Sains, Vol. 7 (2): 73-82.

Eliza, 1992. Dampak Pariwisata terhadap pertumbuhan terumbu karang. Lingkungan dan Pembangunan, 12(3): 150-170.

Fahrul, M F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Giyanto, R, Manogar, Siringoringo, Budiyanto A, Wahidin N. 2010. Kondisi Terumbu Karang dan Struktur Komunitas Karang Batu di Perairan Ternate, Tidore dan Sekitarnya. Ekosistem Ternate, Tidore dan Sekitarnya, Propinsi Maluku Utara, P2O-LIPI Jakarta, hal 20-39.

Ilahude, A G, Liasaputra. 1980. Sebaran Normal Parameter Hidrologi di Teluk Jakarta. Dalam : Teluk Jakarta. Penyajian fisika, kimia, biologi dan geologi (A. Nontji, A. Djamali, eds.). LON-LIPI: 1-40.

Lee, C D. Wang S B, Kuo C L. 1978. Benthic Macro Invertebrate and Fish as Biological Indicator of Water Quality, With Reference to Community Diversity Index In Onano, E. A. R., B.N. Lohani and Thanh. Water Pollution Control in Developing Countries. The Asian Institute of Technology, Bangkok.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut. Jakarta, hal. 32.

Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta: 59-67.

Nybakken, WJ.1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta: 459 hal.

Officer, CB. 1976. Physical Oseanography of Estuaries and Associated Coastal Waters.John Willey and Sons. New York: 465 pp.

Pond dan Pickard. 1978. Introductory Dynamical Oceanography. Pergamon Press. Pub. Hedington Hill Hall, Oxford: 486 pp.

Riva’i, RS, Pertagunawan, K.1983. Biologi Perikanan I, Penerbit CV. Kayago, Jakarta, 143 hal.

Romimohtarto, K dan Thayib, S.S., 1982. Kondisi Lingkungan dan Laut di Indonesia, LON-LIPI, Jakarta: 246 hal.

Salm, R V.1984. Coral Reef Management Handbook, Unesco-Rostrea, Jakarta, p. 15.

Sapulete, D dan Birowo S.1989. Kandungan oksigen di Teluk Ambon. Dalam: “Perairan Maluku dan sekitarnyaâ€. (D. P. Praseno, W. S. Atmaja, I. Supangat, Ruyitno dan B. S. Sudibjo, eds). Balitbang Sumberdaya Laut P3O-LIPI, Ambon : 199 – 204.

Simanjuntak, M 2007. Oksigen terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka. Jour. Mar. Sci. Ilmu Kelautan. Univ. Diponegoro 12(2):59-66

Sudiarta, I K. 1995. Struktur Komunitas Biota Ekosistem Terumbu Karang dan Pemintakatan Kawasan Wisata Bahari Pulau Lembongan, Bali. Program Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor. 215 hal.

Sukarno, M , Hutomo M, Moosa M K, Darsono P. 1981. Temmbu Karang di Indonesia. Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek Penelitian Potensi Sumberdaya Alam di Indonesia. Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI, Jakarta. 112 hal.

Susana, T. 2005. Kualitas Zat Hara Perairan Teluk Lada, Banten. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia: 59 - 67

Sutamiharja, R T M. 1987. Kualitas dan Pencemaran Lingkungan. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor: 92 hal.

Udi, Putra, Nana, S S. 2011. Manajemen Kualitas Air Pada Kegiatan Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Takalar.

US Environmental Protection Agency (U.S. EPA, 1973). Water Quality Criteria 1972, EPA-R3-73-033-March 1973. p.177.




DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v1i2.891

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 

 

Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia