STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA KEPITING KELAPA (Birgus latro) DI PULAU LAIGOMA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

Supyan Supyan, Suryani Suryani

Sari


Kepiting kelapatermasuk salah satu biota penyusun ekosistem pantai yang saat ini mengalami ancaman penurunan populasi.  Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah tingkat eksploitasi yang tinggi, rusaknya habitat alaminya, pembukaan lahan pemukiman, dan pekebunan.  Kepiting kelapaini dilindungi melalui Surat keputusan Menteri Kehutanan No.12/KPTS-II/Um/1987, dan menurut International Union for Conservation of the Nature (IUCN), kepiting kelapasudah dikatagorikan sebagai spesies yang jarang dan terancam punah  ‘’endengared spesies’’ atau tercatat dalam Red Data Book.  Di Indonesia Kepiting kelapa atau kepiting kelapatersebar di bagian timur yakni di pulau-pulau Sulawesi Utara, Kepulauan Togian sampai Kepulauan Talaud, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya dan di bagian timur Nusa tenggara Timur, dan sebagian wilayah Indonesia bagian Utara, dan Timur.  Walaupun hewan ini sudah terancam punah, namun hingga saat ini upaya perlindungan terhadap hewan ini  hanya sebatas penetapan hewan ini sebagai hewan yang dilindungi. Belum ada upaya penetapan suatu daerah atau kawasan konservasi bagi keberlangsungan hidup Kepiting yang jarang ini. Konflik antara kepentingan pelestariaan Kepiting kelapa pada alam asli dan desakan permintaan konsumen menyebabkan populasi kepiting kelapasemakin berkurang. Dengan berbagai kepentingan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai perspektif masyarakat dalam pengelolaan dan upaya konservasi kepiting kelapa(Birgus latro).  Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Oktober 2016 di Pulau Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pastipasipasi langsung dilapangan dengan fokus kajian karakteristik populasi kepiting kelapadan perspektif masyarakat terhadap pengelolaan kepiting kenari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kepadatan populasi kepiting kelapa di Pulau Laigoma masih tinggi dengan nilai kepadatan 0.018 m2  atau dapat dikatakan bahwa dalam 57 m2 terdapat 1 ekor individu. Di lokasi penelitian, sebagian besar telah memahami dan menerima bahwa populasi kepiting kelapadi wilayah mereka telah terjadi penurunan. Rendahnya pengatahuan mereka tentang pentingnya mengatur waktu tangkap dan ukuran tangkap terhadap sumberdaya alam ini menjadi penyebab terjadinya over eksploitasi terhadap hewan ini.  Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengembangan dan pengelolaan Kepitng kelapa harus diprioritaskan pada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai status hukum Kepiting kelapa, melakukan kajian yang komprehensip terhadap aspek bioekologi Kepiting kelapa, proteksi area pemijahan dan pembesaran dengan metode penangkaran untuk menyediakan stok F2, pemantauan secara sistematis terhadap populasi kepiting kelapa yang ada di Pulau Laigoma oleh instansi yang berwenang di bidang lingkungan atau masyarakat sekitar pulau yang peduli dengan kepiting ini.   

Kata kunci : Birgus latro, populasi, pengelolaan, persepsi masyarakat, Laigoma


Teks Lengkap:

157-170

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.