Pengaruh Sudut Pengarah Angin pada Turbin Angin Sumbu Vertikal terhadap Unjuk Kerja Turbin
Sari
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) merupakan salah satu renewable energy yang sangat populer saat ini. Hal ini karena PLTB merupakan sumber energi ramah lingkungan yang tidak menggantungkan dengan energi fosil. Secara umum turbin angin terbagi dua yaitu turbin angin sumbu horizontal dan tubin angin sumbu vertikal. Salah satu contoh turbin angin sumbu vertikal adalah turbin angin savonius yang merupakan turbin angin type drag. Putaran turbin dipengaruhi oleh perbedaan koefisien drag kedua permukaan turbin saat mendapatkan angin dari satu arah. Penelitian ini membahas turbin angin sumbu vertikal dalam upaya untuk menaikkan efisiensi dan kinerjanya.Turbin angin sumbu vertikal pada penelitian ini dibuat dari triplek dan bilahnya dari pipa PVC dengan ukuran diameter 20 cm dan tinggi 25 cm. Dilakukan uji kemampuan berputarnya dengan menggunakan terowongan angin di Workshop Teknik Mesin. Pengarah angin dipasang pada sudut 00, 150, 300 dan 450 agar angin yang datang mengikuti arah yang telah ditetapkan. Anemeter digunakan untuk mengukur kecepatan masuk dari angin. Tachometer digunakan untuk mengukur putaran poros turbin angin pada semua kondisi yang telah dipersiapkan. Semua pengambilan datta dilakukan 5 kali dan diambil nilai rata-rata. Data diambil pada suhu kamar kemudian diolah untuk mendapatkan hubungan antara kecepatan angin terhadap putaran dan juga Tip Speed Ratio (TSR).Pemasangan reflektor pengarah angin sangat mempengaruhi kecepatan putar turbin. Pada sudut reflektor 00 berarti seperti tidak ada reflektor, putaran angin pada kecepatan angin 2.9 m/s, 3.2 m/s dan 3.4 m/s berturut-turut adalah 32.2 rpm, 55.2 rpm dan 60 rpm. Pada sudut 150 berturut-turut adalah 193.4 rpm, 214.2 rpm dan 229.6 rpm. Pada sudut 300 berturut-turut adalah 133.4 rpm, 143 rpm dan 158.2 rpm. Pada sudut 450 berturut-turut adalah 23 rpm, 26.2 rpm dan 32.6 rpm. Sudut 150 merupakan sudut yang paling optimum karena menghasilkan kecepatan putar yang paling tinggi. Hal ini disebabkan aliran angin lebih mengarah ke salah satu sudu yang memiliki koefisien drag lebih tinggi. Pada sudut 300 dan 450 justru semakin menurun karena arah angin tidak tepat di posisi sudu.
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.33387/dinamik.v7i2.6053
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Journal Policies | Submissions | People | Information |
Editorial Office :
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Â Kota Ternate, Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.