PERANCANGAN DESTINASI WISATA DESA WANGONGIRA ( SUKU TOBELO DALAM ) DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU
Sari
Desa Wangongira merupakan suatu kawasan hutan yang memiliki potensi sumber daya lanskap dan potensi wisata yang baik, seperti: keragaman topografi, flora dan faunanya. Saat ini potensi wisata Desa Wangongira belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga perlu pengembangan zonasi dan pemanfaatan ruang dibuat berdasarkan hasil analisis kesesuaian potensi alam yang ada di Desa Wangongira. Penataan lanskapnya mengacu pada konsep dasar taman wisata alam sesuai UU No. 5 Tahun 1990 sebagai suatu kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata dan disesuaikan dengan kondisi biofisik.
Desa Wangongira juga memiliki mempunyai kearifan lokal yang khas yaitu kultur adat-istiadat, sejarah, kuliner dan kehidupan sosial-budaya yang masih kental, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai Desa wisata. Namun pengelola potensi wisata belum ada sehingga diperlukannya perencanaan kawasan untuk mengintegrasikan setiap potensi yang dimilikinya agar mejadi daerah tujuan wisata. Perencanaan potensi desa wisata berbasis kearifan lokal yang merupakan salah satu upaya sinergi antar pemerintah daerah, pemerintahan desa dan masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya pariwisata.
Referensi
Anggun , N., & Putri, S. (2020). PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK BANTEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR. SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, 183-188.
Badan Pusat Statistik Pemerintahan Halmaera Utara, Pertumbuhan Jumlah Pendedek. (n.d.). Tobelo.
Bousmaha, B., & Nicholas , W. (n.d.). Ernst and Peter Neufert Architects' Data 3 Edition. Blackwell Science.
Ching, F. D. (2008). Arsitektur, Bentuk, Ruang Dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Dinas Pariwisata Halmahera Utara. Rencana Induk Pembangunan Pariwisata (RIPDA). (2011). Tobelo.
Frick, H., & Moediartianto. (2004). Ilmu Kontruksi Bangunan Kayu. Semarang: PT. Kansius.
HALUT, B. (2018). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Utara. Tobelo.
Herry , M., & Devi, A. (2019). ARSITEKTUR PERILAKU. Rumoh, 47-49.
I Nyoman , S. A., & LP., K. P. (2017). KAJIAN PENYUSUNAN KRITERIA - KRITERIA DESA WISATA SEBAGAI INSTRUMEN DASAR PENGEMBANGAN DESA WISATA. Jurnal Analisis Pariwisata, 1-9.
Khairani , R. S., & Qodarian, P. (2022). Pendekatan Berbasis Tempat dalam Perencanaan Lanscape untuk Pelestarian Budaya Baduy Dalam Lanscape. Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan .
Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Edisi 33 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Edisi 33 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Syavana, F., Wira, I. R., & Kartika, E. S. (2020). ELEMEN PEMBENTUKAN PERMUKIMAN TRADISIONAL KAMPUNG NAGA. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 29-38.
WICAKSONO, S. I. (2011). Locul Protrivit - Character Building Center Di Kaliurang. Scribd, 55-78.
Yoyok, A., Ari , W. P., & Lutfi, P. (2018). PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR PERILAKU PADA PENATAAN KAWASAN ZONA 4 PERKOJAN KOTA TUA JAKARTA. Jurnal Arsitektur PURWARUPA, 83-92.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.