PERANCANGAN PUSAT INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA DI DESA GITARAJA KOTA TIDORE KEPULAUAN
Sari
Di Maluku Utara khususnya kota Tidore Kepulauan sendiri, memiliki banyak petani, sekitar 108.569 Orang yang bermata pencarian sebagai petani (Dinas pertanian provinsi Maluku Utara). Sektor pertanian yang paling besar adalah kelapa. Namun sayangnya petani yang ada di Maluku Utara hanya mampu mengelolah kelapa menjadi bahan mentah. Sehingga berpagaruh pada pendapatan ekonomi petani pengelolahan kelapa yang ada di Maluku Utara. Hal ini yang menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan oleh pemerintah sampai saat ini, yakni angka Kesejahteraan para petani kelapa di Maluku Utara masih sangatlah memprihatinkan. Maluku Utara dalam mengolah komoditi kelapa, selama ini petani kelapa di Maluku Utara hanya mengolah kelapa sebagai kopra untuk bahan mentah tanpa mampu memproduksi menjadi sesuai yang memliki nilai jual yang tinggi, minimnya pengetahuan para petani ini yang membuat pertanian di Maluku Utara tidak dapat berkembang, oleh karenanya di perlukan sebuah wadah atau tempat yang dapat menjadi sarana atau tempat pengembangan pengolahan komoditi kelapa tersebut, sehingga para petani di Maluku Utara tidak hanya mengelolah kelapa sebagai bahan mentah saja namun dapat membuat sebuah industri kelapa yang moderen dan dapat bersaing dengan daerah-daerah lain yang sudah dapat mengolah hasil perkebunan mereka sendiri. Dari permasalahan diatas maka objek yang diambil untuk tugas akhir adalah Perancangan Pusat IndustriI Pengelolahan Kelapa Di Desa Gita Raja Kota Tidore Kepulauan. Dengan Adanya industri pengolahan kelapa di Kota Tidore kepulauan mampu meningkatkan kesejatraan petani pengelolah kelapa serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di Kota Tidore Keulauan. Mampu meningkatkan ekonomi lokal masyarakat dalam sektor pertanian serta adanya pengembangan dalam hal industri maupun pertanian di provinsi Maluku Utara.
KataKunci: erancangan, Industri , Pengelolaan Kelapa
Abstract
In North Maluku, especially the city of Tidore Islands itself, there are many farmers, around 108,569 people who earn their living as farmers (North Maluku provincial agricultural office). The largest agricultural sector is coconut. However, unfortunately farmers in North Maluku are only able to process coconuts into raw materials. So it has an impact on the economic income of coconut processing farmers in North Maluku. This is a problem that has not been able to be resolved by the government to date, namely the welfare figures for coconut farmers in North Maluku are still very worrying. North Maluku in processing coconut commodities, so far coconut farmers in North Maluku have only processed coconut as copra for raw materials without being able to produce it into something that has a high selling value, the lack of knowledge of these farmers is what makes agriculture in North Maluku unable to develop, by Therefore, we need a container or place that can be a means or place to develop the processing of the coconut commodity, so that farmers in North Maluku not only manage coconut as a raw material but can create a modern coconut industry and can compete with other regions in the region. can already process their own plantation products. From the problems above, the object taken for the final project is the Design of a Coconut Processing Industrial Center in Gita Raja Village, Tidore Islands City. The existence of a coconut processing industry in Tidore Islands City is able to improve the welfare of coconut processing farmers and open up new employment opportunities for the people in Tidore City, Keulauan. Able to improve the local economy of the community in the agricultural sector as well as development in terms of industry and agriculture in North Maluku province
Keywords: Planning, Industry, Coconut Management
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.