BUTULAN DAN JEPITAN SEBAGAI RUANG LIMINAL DALAM BUDAYA JAWA ISLAM DI PERKAMPUNGAN KAUMAN YOGJAKARTA
Sari
Artikel ini membahas tentang elemen ruang khas Kampung Kauman di Yogjakarta sebagai wujud pertemuan budaya Jawa dan Islam. Elemen khas tersebut adalah butulan dan jepitan yang memiliki bentuk, konfigurasi, dan fungsi sebagai penghubung antar rumah. Di masa sekarang, butulan dan jepitan telah jarang ditemui seiring perkembangan keruangan dan sosial budaya masyarakat Kauman. Dengan menggunakan metode grounded theory, data penelitian dianalisis dengan prosedur koding atau konseptualisasi data. Hal itu untuk mengungkapkan tatanan fisik, makna dan fungsi butulan – jepitan di Kampung Kauman. Hasil penelitian menemukan dua tipe hubungan pada butulan yakni (1) butulan langsung, yaitu bukaan langsung ke bangunan tetangga, (2) butulan tidak langsung, yaitu melalui perantaraan jepitan. Sementara jepitan memiliki empat karakteristik yakni (1) jepitan berpintu buntu, (2) jepitan tertutup buntu, (3) jepitan terbuka buntu, dan (4) jepitan terbuka menerus. Pada akhirnya, butulan-jepitan secara konseptual dapat dianggap sebagai ruang liminal yang menggambarkan batas ambigu fisik dan non-fisik kepemilikan.
Kata kunci: Kampung Kauman Yogyakarta, butulan, jepitan, ruang, liminal
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.33387/jeh.v4i2.1006
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.