Konflik Komunal Nunu dan Tavanjuka di Kota Palu: Meniti Jalan Panjang Menuju Perdamaian

M. JUNAIDI ., MUHAMMAD MARZUKI .

Sari


Kota Palu merupakan salah satu wilayah yang rawan konflik di Propinsi
Sulawesi Tengah. Pada kurun waktu tahun terakhir mencuat konflik komunal
seperti di wilayah Nunu dan Tavanjuka, Tinggede dan Tatura, Pengawu dan
Duyu, Pengawu dan Bayoge, Baiya dan Lambara. Peristiwa kekerasan terjadi
antar komunitas (kelurahan) yang saling mengancam, menyerang, membakar,
melukai dan bahkan menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Kondisi ini sudah berlangsung lama namun tidak pernah reda. Jeda konflik
terjadi dan akan muncul lagi berselang beberapa waktu lamannya.
Nunu dan Tavanjuka, kedua komunitas yang berkonflik di kota Palu paling
tidak sudah melebihi dua sampai tiga generasi. Keduanya memiliki sejarah
konflik kekerasan yang panjang. Memory konflik orang Nunu dan Tavanjuka
yang paling terbesar saat peristiwa penyerangan orang Nunu ke wilayah
Tavanjuka pada tahun 1994. Ketika warga Nunu selesai menguburkan
seorang anak kecil (balita) yang menjadi korban pelemparan warga
Tavanjuka, secara massif warga yang pulang mengantar dari penguburan
menyerbu ke Tavanjuka, melempar, melukai dan merusak rumah warga.
Peristiwa ini kemudaian dibalas oleh orang Tavanjuka dengan menyerang
balik sehingga menambah panjang permasalahan antar kedua komunitas.
Upaya penanganan konflik dilakukan pada setiap peristiwa konflik antar
keduanya, termasuk penegakan hukum oleh aparat, mediasi oleh tokoh
masyarakat dan tokoh agama, maupun pemerintah setempat. Namun
peristiwa terus berlanjut, setiap tahunnya selalu saja ada upaya dari kedua
belah pihak menyerang komunitas lainnya. Upaya terakhir yang dilakukan
oleh Pemerintah kota Palu pada bulan Pebruari 2012 yang menfasilitasi
pertemuan aktor konflik dalam critical workshop untuk membicarakan jalan
penyelesaian konflik antar kedua komunitas.


Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33387/jeh.v3i2.850

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.