Analisis Peta Rawan Banjir Untuk Mitigasi Kota Cilegon Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Sari
Bencana merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan karena bersifat merugikan dan dapat mempengaruhi kehidupan suatu individu maupun komunitas. Salah satu bencana yang bersifat merugikan dan sering terjadi di Indonesia adalah bencana banjir, khususnya kota Cilegon yang merupakan salah satu kota yang rawan akan bencana banjir. Peristiwa banjir di Cilegon sering kali berdampak buruk yang menyebabkan kerugian baik harta maupun kesehatan bagi warga sekitar. Mitigasi dilakukan untuk meminimalkan dampak kerusakan yang memiliki potensi bahaya, baik dilakukan secara struktural maupun non-struktural. Metode analisis yang digunakan adalah interpretasi dengan melihat data yang disajikan ke dalam bentuk peta dengan menggunakan bantuan dari software ArcGis 10.8. Intensitas hujan tahunan kota Cilegon adalah 1722 mm/tahun, sedangkan kemiringan lereng >30% sehingga berdampak pada risiko banjir dan tanah longsor.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Hermon, D. 2018. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi : Banjir, Longsor, Ekologi, Degradasi. UNP PRESS.
Wijanarko, Himawan. (2006). Disaster Management di Negeri Rawan Bencana.
Becker, P. 2018. Dependence, trust, and influence of external actors on municipal urban flood risk mitigation: The case of Lomma Municipality, Sweden. International Journal of Disaster Risk Reduction, 31(September), 1004–1012.
Agbola, B. S., Ajayi, O., Taiwo, O. J., & Wahab, B. W. (2012). The August 2011 flood in Ibadan, Nigeria: Anthropogenic causes and consequences. International Journal of Disaster Risk Science, 3(4), 207–217.
Tariq, M. A. U. R., Farooq, R., & van de Giesen, N. (2020). A critical review of flood risk management and the selection of suitable measures. Applied Sciences (Switzerland), 10(23), 1–18.
Asdak, 1995. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2016). Data dan Informasi bencana Indonesia.
Benson, C., Twigg J., dan Rossetto, T., 2007, Perangkat untuk Mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana: Catatan Panduan bagi Lembaga-lembaga yang Bergerak dalam Bidang Pembangunan, Yogyakarta: Hivos dan CIRCLE Indonesia.
BMKG. (2010). Kondisi Cuaca Ekstrem dan Iklim Tahun 2010-2011. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.(BMKG).
Gao, B.C. (1996). NDWI a normalized difference water index for remote sensing of vegetation liquid water from space. Remote Sensing of Environment, 58:257-266.
Haynes, R.H. (1998). The Canadian System of Soil Classification, 3rd ed.; NRC Research Press: Ottawa, ON, Canada.
Prahasta, Eddy. 2008. Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh & Pengolahan Citra Digital dengan Perangkat Lunak ER Mapper. Bandung: Penerbit Informatika.
Purnawali, H. S., Hariyanto, T., dan Pratomo, D. G. (2018). Analisis Kerentanan Bencana Banjir di Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Tesis. Program Magister Bidang Keahlian Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh November.
Suwarsono, Nugroho, J. T., dan Wiweka. (2013). Identification of inundated area using normalized difference water index (NDWI) on lowland region of java island. 34th Asian Conference on Remote Sensing 2013, ACRS 2013, 4(2), pp. 3783–
DOI: https://doi.org/10.33387/geomining.v4i2.6285
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Editorial Office : Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.