PKM PEMBUATAN KERTAS TURMERIC DARI RIMPANG KUNYIT SEBAGAI BIOINDIKATOR BORAKS PADA PRODUK JAJANAN

Syamsul Bahri, Mustamin A. Masuku, Erna Rusliana M. Saleh, Dharmawaty M. Taher

Sari


ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu daerah yang banyak menanam tanaman kunyit (Curcuma longa). Para peneliti telah membuktikan bahwa ekstrak rimpang kunyit dapat mendeteksi keberadaan bahan berbahaya seperti boraks dalam makanan. Konsentrasi ekstrak rimpang kunyit 50% dalam kertas kunyit (kertas turmeric) dapat mendeteksi kadar boraks hingga 2%. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang cara pembuatan kertas kunyit dan penerapannya sebagai bioindikator produk jajanan. Kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif dalam tiga tahap kegiatan. Tahap pertama adalah sosialisasi mengenai bahan berbahaya dalam makanan dan pentingnya penggunaan bioindikator sederhana, seperti kertas kunyit. Tahap kedua adalah pelatihan pembuatan kertas kunyit, mulai dari penyiapan bahan dan proses ekstraksi rimpang kunyit hingga pembuatan kertas kunyit dengan konsentrasi yang tepat. Pada tahap ketiga, peserta dilatih untuk menggunakan kertas kunyit sebagai alat pendeteksi boraks dalam makanan dan diberikan arahan tentang potensi pemasaran produk ini. Untuk mendukung keberlanjutan kegiatan, disediakan pula video tutorial pembuatan kertas kunyit. Hasil evaluasi menunjukkan tingkat partisipasi peserta sangat tinggi, dengan 25% menyatakan tertarik dan 75% menyatakan sangat tertarik dengan kegiatan ini. Seluruh peserta (100%) menyatakan kegiatan ini bermanfaat dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan di masa mendatang.

 

Kata Kunci: PKM, boraks, kunyit, kertas turmeric

 

 

ABSTRACT

Indonesia is one of the regions that grows a lot of turmeric (Curcuma longa). Researchers have proven that turmeric rhizome extract can detect the presence of hazardous materials such as borax in food. A concentration of 50% turmeric rhizome extract in turmeric paper can detect borax levels of up to 2%. This community service activity aims to provide knowledge and skills to the community about how to make turmeric paper and its application as a bioindicator for snack products. This activity is carried out in a participatory manner in three stages of activity. The first stage is socialization regarding hazardous materials in food and the importance of using simple bioindicators, such as turmeric paper. The second stage is training in making turmeric paper, starting from preparing materials and the process of extracting turmeric rhizomes to making turmeric paper with the right concentration. In the third stage, participants are trained to use turmeric paper as a tool for detecting borax in food and are given directions on the marketing potential of this product. To support the sustainability of the activity, a video tutorial on making turmeric paper is also provided. The evaluation results showed a very high level of participant participation, with 25% stating that they were interested and 75% stating that they were very interested in this activity. All participants (100%) stated that this activity was useful and hoped that similar activities could be carried out in the future.

 

Keyword: PKM, borax, turmeric, turmeric paper


Teks Lengkap:

21-30

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Amin, A., Nursamsiar, N., Nur, S., Sami, F. J., Megawati, M., Mubarak, F., Rahman, N. F., Imrawati, I., Muslimin, L., & Paluseri, A. (2022). Edukasi jajanan sehat dan deteksi dini boraks menggunakan bumbu dapur. Jurnal Pengabdian Kefarmasian, 3(1), 24–28.

Hartati, S. Y. (2013). Khasiat kunyit sebagai obat tradisional dan manfaat lainnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri: Jurnal Puslitbang Perkebunan, 19, 5–9.

Hidayat, M., Latupono, B., & Latupono, J. (2020). Deteksi boraks menggunakan kertas Whatman dengan ekstrak kunyit pada tahu di Pasar Mardika Kota Ambon. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 2(2), 113-120.

Kholifah, S., & Utomo, D. (2018). Uji boraks dan formalin pada jajanan di sekitar Universitas Yudharta Pasuruan. Teknologi Pangan: Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 9(1), 10-28.

La Saba, S. (2022). Potensi rimpang kunyit sebagai bio-indikator kandungan boraks pada tahu. Jurnal Teknologi Pangan Indonesia, 12(3), 45-56.

Muharrami, R., & Hidayati, N. (2013). Pelatihan identifikasi boraks pada makanan menggunakan kunyit di Kecamatan Lontar Surabaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 2164.

Nurkhamidah, S., & Sari, D. (2021). Analisis kandungan boraks dan formalin pada produk olahan daging. Jurnal Teknologi Hasil Peternakan, 4(1), 62-73.

Rahma, A. S., & Hidjrawan, S. (2021). Pelatihan pembuatan kit kertas kunyit sebagai pendeteksi awal makanan mengandung boraks di SMPIT An-Nahla Al-Islamy. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2021 (SNPPM-2021), 138.

Sari, D., & Widyaningrum, R. (2022). Partisipasi masyarakat dalam pelatihan berbasis komunitas untuk peningkatan keamanan pangan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(2), 150-160.

Wahyuningsih, S., & Ruhardi, A. (2022). Uji kualitatif kandungan boraks pada tahu yang dijual di pasar. Jurnal Sanitasi dan Lingkungan, 3(1), 211-212.




DOI: https://doi.org/10.33387/jepk.v4i1.10003

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Editorial Office :
Program Studi Magister Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Khairun 
Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia.