Sosialisasi Bahaya Penggunaan Merkuri Pada Penambangan Emas Skala Kecil Desa Air Mangga Kec Obi Kab Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

Hilda Alkatiri

Sari


Pertambangan sering dianggap sebagai salah satu kegiatan untuk meningkatkan pendapatan dan perbaikan kualitas hidup. Namun disisi lain kegiatan penambangan emas yang menggunakan bahan kimia berbahaya dapat pula berdampak negatif, pada kegiatan usaha penambangan emas skala kecil (PESK), pengolahan bijih emas dilakukan dengan proses amalgamasi dimana Merkuri (Hg) digunakan sebagai media untuk mengikat emas. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi untuk kegiatan pertambangan rakyat, selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa penambang. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM). Target dari PKM ini adalah adanya transfer pengetahuan tentang
bahaya merkuri bagi Kesehatan, lingkungan dan secara hukum merkuri merupakan barang illegal, Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk penghapusan merkuri di sektor PESK, antara lain adanya regulasi/kebijakan pemerintah, alih teknologi pengolahan emas, alih mata pencaharian, dan sosialisasi stop penggunaan merkuri. Kegiatan yang dilaksanakan ini adalah sosialisasi bahaya penggunaan merkuri kepada masyarakat. Kelompok sasaran kampanye di Desa Air Mangga meliputi guru dan siswa SDN 285 Halsel (Kelas 4, 5, dan 6), masyarakat terdampak PESK, dan tenaga polindes dan kader, melalui kegiatan ini diharapkan pesan mengenai bahaya merkuri bagi kesehatan,
lingkungan, hukum serta kerugian ekonomi dapat dipahami, sehingga kedepannya dapat merubah perilaku untuk tidak menggunakan merkuri dalam pengolahan emas.


Teks Lengkap:

91 - 96

Referensi


Chamid, Chusharini, dkk. (2002). Sosialisasi Retort Merkuri Tepat Guna Pada Unit Pertambangan Emas KUD Mekarjay.

Charles, E., Thomas, D. S. K., Dewey, D., Davey, M., Ngallaba, S. E., & Konje, E. (2013). A crosssectional survey on knowledge and perceptions of health risks associated with arsenic and mercury contamination from artisanal gold mining in Tanzania. BMC Public Health, 13(1), 1–8.

https://doi.org/10.1186/1471-2458-13-74

D’Hondt, L. (n.d.). Konflik Pertambangan di Maluku Utara:Mencari Keadilan di antara keuntungan, identitas adat dan lingkungan.

Gustin, D. et all. (2014). Kisah Konflik atas Ruang Di tingkat Lokal,”Dampak Kebijakan ruang Terhadap Perempuan di Lingkar Ruang Tambang NHM.

Simange, S. (2015). Penyebaran Merkuri dan Sianida Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Telok Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Agroforestri X Nomor 2.

Sofia, S., & Husodo, A. H. (2017). KONTAMINASI MERKURI PADA SAMPEL LINGKUNGAN DAN FAKTOR RISIKO PADA MASYARAKAT DARI KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS SKALA KECIL KRUENG SABEE PROVINSI ACEH (Mercury Contamination in the Environmental Samples and Risk Factors in Inhabitants of the SmallScale Gold). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(3), 310. https://doi.org/10.22146/jml.18803




DOI: https://doi.org/10.33387/jkc.v3i2.6804

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

Journal PoliciesSubmissionsPeople
 Informatio

Editorial Office :
Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia | Email : jkc@unkhair.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.