Identifikasi jenis dan kerapatan padang lamun di Teluk Berhau Pulau Enggano, Bengkulu
Abstract
Teluk Berhau yang berada di wilayah Desa Banjar Sari, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara merupakan teluk yang unik dengan laguna ditengahnya yang banyak ditumbuhi lamun. Identifikasi jenis dan kerapatan padang lamun diperlukan sebagai informasi ilmiah yang dapat dipergunakan untuk kepentingan pengelolaan dan perlindungan ekosistem lamun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis lamun, indeks keanekaragaman, kerapatan lamun, indeks dominasi dan indeks keseragaman lamun serta parameter kualitas air ekosistem lamun di perairan Teluk Berhau Pulau Enggano. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi yaitu metode purposive sampling. Metode pengambilan data menggunakan transek garis dan plot kuadrat sepanjang transek. Hasil penelitian ditemukan 3 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalasia hemprichi dan Cymodocea rotundata. Kerapatan jenis Enhalus acoroides 460 tegakan/m², Thalasia hemprichi 234 tegakan/m², dan Cymodocea rotundata tegakan/m². Indeks dominansi berkisar 0,511-0,521 dan tergolong kategori sedang. Indeks keanekaragaman berkisar 0,671-0,681 dan tergolong kategori rendah. Indeks keseragaman berkisar 0,968-0,983 dan tergolong kategori tinggi. Parameter kualitas airnya mendukung pertumbuhan lamun karena sesuai dengan baku mutu pertumbuhan lamun.
Kata kunci : laguna, struktur komunitas, substrat pasir, kerapatan
Full Text:
1216-1227 (Bahasa Indonesia)References
Daftar pustaka
Argadi, G. 2003. Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pagerungan Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Ariasari, A., Sugara, A., Nabiu, N. L. M., & Mahfudz, A. A. 2023. Karakteristik Padang Lamun Perairan Dangkal Di Teluk Merpas, Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Kelautan Dan Perikanan (pp. 85-89).
Bengen, D. G. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.
Bratakusuma, N., Sahami, F. M., & Nursinar, S. 2013. Komposisi Jenis, Kerapatan Dan Tingkat Kemerataan Lamun Di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. The NIKe Journal, 1(3).
Braun-Blanquet, J., 1965, Plant Sociology: The Study of Plant Communities, (Trans. rev. and ed. by C.D. Fuller and H.S. Conard), Hafner, London.
Brower, J.E., J.H. Zar, and C.N. von Ende. 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology. 3rded. Wm. C. Brown Publ., Dubuque. 237.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
El Shaffai, A. (2011). Field Guide to Seagrasses of the Red Sea. Rouphael, A. and Abdulla, A., eds. First Edition. Gland, Switzerland: IUCN and Courbevoie, France: Total Foundation. viii + 56pp.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Fauziyah, IM. 2004. Struktur Komunitas Padang Lamun di Pantai Batu Jimbar Sanur. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Handayani, D. R., Armid, A., & Emiyarti, E. (2016). Hubungan kandungan nutrien dalam substrat terhadap kepadatan lamun di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan Moramo Utara (Doctoral dissertation, Haluoleo University).
Hartono, D., Anggoro, A., Sugara, A., & Owen Siregar, A. 2022. Pemetaan Sebaran dan Tutupan Lamun Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2 di Pulau Dua Kecamatan Enggano Provinsi Bengkulu. Jurnal Laut Khatulistiwa, 5(3), 125–137.
Hidayah, A. N. K. R., Ario, R., & Riniatsih, I. (2019). Studi struktur komunitas padang lamun di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Journal of Marine Research, 8(1), 107-116.
Hidayatullah, A., Sudarmadji, S., Ulum, F. B., Sulistiyowati, H., & Setiawan, R. 2018. Distribusi Lamun di Zona Intertidal Tanjung Bilik Taman Nasional Baluran Menggunakan Metode GIS (Geographic Information System). Berkala Sainstek, 6(1), 22-27
KepMenLH. 2004. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup 2004. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkunganh Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Sekretariat Negara. Jakarta.
Misliniyati, R. 2011. Studi Proses Geomorfologi dengan Pendekatan Analisis Ukuran Butir Sedimen (Studi Kasus Proses Sedimentasi Muara Sungai Banyuasin Sumatera Selatan). Inersia: Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 17-24.
Nainggolan, P. 2011. Distribusi Spasial Dan Pengelolaan Lamun (Seagrass) Di Teluk Bakau, Kepulauan Riau. (Skripsi), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Odum, E. P. 1993. Dasar- dasar ekologi. Diterjemahkan oleh T.samingan. Gajah Mada university. Yogyakarta.
Pranata, A., Suwastika, I. N., Paserang, A. P. 2018. Jenis-jenis lamun (seagrass) di kecamatan tinangkung, banggai kepulauan, sulawesi tengah. Natural Science: Journal of Science and Technology, 7(3).
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H. & Azkab, M.H. 2014. Panduan pemantauan padang lamun. Malikusworo Hutomo dan Anugerah Nontji (editor). CRITC, COREMAP-LIPI. Jakarta, 37 halaman.
Rugebregt, M. J., Matuanakotta, C. 2020. Keanekaragaman Jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Teluk Ambon. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 589-594.
Ruswahyuni, R. 2008. Hubungan antara kelimpahan meiofauna dengan tingkatan kerapatan lamun yang berbeda di Pantai Pulau Panjang Jepara. Jurnal Saintek Perikanan, 4 (1): 35-41.
Sjafrie, N.D.M., U.E. Hernawan, B. Prayudha, I.H. Supriyadi, M.Y. Iswari, Rahmat, K. Anggraini, S. Rahmawati, dan Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia. Puslit Oseanografi – LIPI. Jakarta. 40 hlm.
Sugianti Y, & Mujianto. 2014. Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di Kawasan Pulau Parang, Karimun Jawa Tengah. Dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian Terbaik Tahun 2014. Balitbang Kelautan dan Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan.pp. 299-308).
Tuapattinaya, P. M. 2016. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Serat Kasar Tepung Biji Lamun (Enhalus Acoroides), Serta Implikasinya bagi Pembelajaran Masyarakat di Pulau OSI Kabupaten Seram Bagian Barat. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 5(1), 46-55.
Utami, R. T., Elvina, W., Yulfiperius, Y., Sugara, A., Anggoro, A., & Triandiza, T. 2023. Studi Kerapatan Dan Penutupan Jenis Lamun Di Perairan Enggano, Bengkulu. Journal Of Indonesian Tropical Fisheries (Joint-Fish): Jurnal Akuakultur, Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap dan Ilmu Kelautan, 6(2), 199-209.
Waycott, M., K. McMahon, J. Mellors, A. Calladine,and D. Kleine. 2004. A guide to tropical seagrasses of the lndo-West Pacific. James Cook University,Townsville. 72 pages
Wigdati, N., Setiabudi, G. I., Ampou, E. E., & Surana, I. N. 2021. Kondisi Padang Lamun Di Pesisir Bali Utara Berdasarkan Jumlah Spesies, Jumlah Alga, Dan Persentase Tutupan. JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research), 5(2), 452-458.
Wijana, I. M. S., Ernawati, N. M., & Pratiwi, M. A. 2019. Keanekaragaman lamun dan makrozoobentos sebagai indikator kondisi perairan pantai Sindhu, Sanur, Bali. Jurnal Ecotrophic, 13(2), 238-247.
Yunitha, A., Wardiatno, Y., & Yulianda, F. 2014. Diameter substrat dan jenis lamun di pesisir Bahoi Minahasa Utara: sebuah analisis korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19(3), 130-135.
Zulkifli, E. 2003. Kandungan Zat Hara dalam Air Poros dan Air Permukaan Padang Lamun Bintan Timur Riau. Natur Indonesia 5 (2): 139-144.
Zurba, N. 2018. Pengenalan Padang Lamun. Suatu Ekosistem yang Terlupakan. Universitas Malikussaleh. Hlm 38.
DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v8i1.10430
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Â
Â
Â
![]() | Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia |