Sebaran Dan Kerapatan Spesies Lamun Halophila spinulosa Di Perairan Laut Morotai Selatan
Abstract
Halophila spinulosa merupakan jenis lamun yang sebarannya tercatat hanya di beberapa wilayah di Indonesia. Penelitian tentang lamun di perairan Morotai Selatan telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan data hasil penelitian tersebut sudah tercatat jenis Halophila spinulosa, namun masih sangat minim karena ditemukan hanya pada lokasi tertentu saja dengan demikian lamun termasuk dalam spesies endemik. Penelitian ini bertujuan menganalisis sebaran dan kerapatan jenis lamun Halophila spinulosa di Perairan Morotai Selatan. Pengambilan data lamun menggunakan metode transek kuadrat dengan teknik purposive sampling. Analisis data kerapatan lamun menggunakan rumus kerapatan jenis sedangkan sebaran lamun Halophila spinulosa digunakan aplikasi ArcGis.1.0 dalam bentuk peta sebaran wilayah. Hasil yang diperoleh jenis lamun Halophila spinulosa memiliki sebaran pada semua titik penelitian (Desa Momojiu, Mandiri, Juanga, dan Pantai Sagolo) dengan karakteristik lokasi berada pada pantai dangkal yang bersubstrat berpasir, patahan karang, dan batuan kapur. Kerapatan jenis lamun Halophila spinulosa tertinggi berada pada Stasiun 2 (Pantai Sagolo) sebesar 75,2 tegakan/m2.
Kata Kunci: Halophila spinulosa, sebaran, kerapatan, Morotai Selatan.
Full Text:
1354-1363 (Bahasa Indonesia)References
Daftar pustaka
Ansal M.H., Priosambodo D., Litaay M., dan Salam M.A. 2017. Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Kepulauan Waisai Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8(15):29-37.
Arlyza, I.S. 2007. Bahan Aktif Organisme Laut Sebagai Pengendali Biota Penempel. Journal Oseana, 32(1): 39-48.
Duarte C.M. 2000. Marine biodiversity and ecosystem services: an elusive link. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 250: 117–131
English S., C. Wilkinson and V. Baker. 1997. Survey Manual for tropical marine resources, - Australia Marine Science Project Living Coastal Resources. Australia, 390 pp.
Fortes M.D. 2013. A Review: Biodiversity, Distribution and Conservation of Philippine Seagrasses. Philippine Journal of Science, 142: 95-111.
Gamfeldt L., Jonathan S., Lefcheck J.S., Jarrett E.K., Byrnes J.E.K., Bradley J., Cardinale B.J., Duffy E., dan John N. 2014. Griffin. Marine biodiversity and ecosystem functioning: doi.org/10.7287/peerj.preprints.Vil 1-24.
Hadad M.S.A. dan Abubakar S. 2016. Distribusi Komunitas Padang Lamun (Seagrass) di Perairan Tanjung Gosale Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Techno, 05(1): 76-95.
Hemminga M.A. dan Duarte C.M. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge University Press, Cambridge.
Hengky. 2011. Eksploitasi dan Konservasi Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia. Jurnal Biologi Papua. 3(1): 39-45.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 200 tahun 2004. Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.
Mandea A., Nurafni, Muhammad S., Koroy K., Sofiati T., dan Nur R.M. 2022. Kepadatan jenis lamun di Desa Juanga Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan. 4(3): 173-182.
Muhammad S., Alwi D., dan Fang M. 2021. Komposisi dan Kanekaragaman di perairan Desa Mandiri Kabupaten Pulau Morotai. Aurelia Journal. 3 (1):273/81.
Muhammad S., Wahab I., dan Alican I. 2017. Analisis ekologi lamun di Pulau Rao, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Laot ilmu kelautan. 2(2):60-73.
Nadiarti NE, Djuwita I, Budiharsono S, Purbayanto A dan Asmus H. 2012. Challenging for Seagrass Management In Indonesia. Journal of Coastal Develpopment, 15 (3): 234-242.
Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nur R.M., Eso N., Rorano M., dan Saibi N. 2023. Identifikasi jenis-jenis lamun di Pulau Zum-Zum Kabupaten Pulau Morotai. Mitita Jurnal Penelitian, 1(1): 1-5.
Nur R.M., Nurafni, Koroy K., Alwi D., Wahab I., Sulistiawati S., Dewi R., dan Rorano M. 2021. The antibacterial activity of seagrass Enhalus acoroides against Staphylococcus aureus. IOP Conference Series: Earth ands Environmental Science, 890(1):012013.
Nurafni dan Nur R.M. 2017. Struktur komunitas lamun di perairan Pulau Dodola Kabupaten Pulau Morota. Prosiding Seminar Nasional KSP2K II. 1(2):138-145.
Nurafni, Nur R.M., Koroy K., Alwi D., Muhammad S., dan Eso N. 2021. Antifouling activity of Cymodocea rotundata and Halodule pinifolia at Pulau morotai. Journal of Physics: Conference Series, 1764(1):012208.
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H., & Azkab, M.H., 2014. Panduan Monitoring Padang Lamun. COREMAP – CTI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ramili Y., Bengen D.G., Madduppa H.H., dan Kawaroe M. 2018. Struktur dan asosisasi jenis lamun di Perairan Pulau-Pulau Hiri, Ternate, Maitara, dan Tidore, Maluku Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(3): 651-665.
Short F, Carruthers T, Dennison W dan Waycott M. 2007. Global seagrass distribution and diversity: A bioregional model. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 350: 3–20.
Syukur A. 2015. Distribusi, Keragaman Jenis Lamun (Seagrass) dan Status Konservasinya di Pulau Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 15(2):171-182.
Waycott M, Duarte CM, Carruthers TJB et al. (2009) Accelerating loss of seagrasses across the globe threatens coastal ecosystems. Proceedings of the National Academy of Sciences, 106, 12377–12381
Yasir, I., & Moore, A.M. 2021. A review of the known distribution of Halophila spinulosa in Indonesia with herbarium from Laikang in South Sulawesi. IOP Conference Series: Environmental Earth Science, and 763(1): p.012007. DOI: 10.1088/1755-1315/76 3/1/012007
DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v8i2.11154
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Â
Â
Â
![]() | Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia |




