Kajian Pemanfataan Padang Lamun Sebagai Lahan Budidaya Ikan Baronang di Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Firdaut Ismail, Nebuchadnezzar Akbar, Rustam E Paembonan, Irmalita Tahir

Abstract


Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut. Padang lamun merupakan suatu komunitas dengan produktivitas primer dan sekunder yang sangat tinggi, detritus yang dihasilkan sangat banyak, dan mampu mendukung berbagai macam komunitas hewan. Salah satu penyebabnya adalah pemanfaatan daerah pantai yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberadaan padang lamun. Ancaman terhadap eksistensi padang lamun ini diduga menyebabkan ikan baronang menurunnya nilai produksi hal ini akan memberikan pengaruh terhadap kondisi stok ikan baronang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasikan kondisi ekosistem lamun di perairan di Pulau Sembilan, (2) Menganalisis hubungan kondisi ekologis padang lamun terhadap pertumbuhan ikan baronang di Pulau Sembilan.
Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Agustus hingga September 2015 di padang lamun perairan Pulau Liang-liang, Kabupaten Sinjai. Pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan melakukan pengukuran kualitas air, kerapatan arus, kerapatan, penutupan lamun dan pertumbuhan ikan baronang.
Pengamatan terhadap padang lamun di perairan Pulau Liang-liang merupakan vegetisi campuran (heterospesifik) yang didominasi oleh Cymodocea serrulata di stasiun I, II dan III serta didominasi oleh Syringodium isoetifolium dan Halodule Uninervis, dengan total kerapatan 214 ( teg/m2), penutupan 20.15 ( % ) pada stasiun I, Stasiun II dengan total kerapatan 129 ( teg/m2), penutupan 9.66 ( % ) sedangkan pada stasiun III dengan total kerapatan 188 ( teg/m2), penutupan 10.84 ( % ). Pengamatan terhadap pertumbuhan ikan baronang S.canaliculatus dibedakan atas stasiun I mencapai kisaran 10 g, sedangkan pengamatan pada Stasiun II dengan pertambahan bobot berat selama penelitian adalah 5 g dan pengamatan pada Stasiun III (Pasir berlempung) pertumbuhan berat 8 g.

Kata kunci : kajian, padang lamun, ikan baronang, pulau sembilan


References


Allen, G. 1999. Marine Fishes of South-East Asia; A guide for anglers and divers.

Periplus Editions. Singapore. 292 pp.

Azkab MH. 2987. Ada apa dengan lamun. Oseana 31(3):45-55

Basyari, A., Danakusumah, Philip, T.I., Pramu S., Mustahal, Isyra, M., 1987. Budidaya Ikan Baronang (Siganus sp). Sub Balai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegoro. Semarang. 12-13 hal.

Brower JE, Zar JH, Ende von CN. 1990. Field and laboratory methods for general ecology. Dubuque: WCB Publishers.

Dinas Kelautan dan Perikanan, 2014. Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan Perairan.Pulau Sembilan. Kabupaten Sinjai

English S, Wilkinson C, Baker V. 1994. Survey mannual for tropical marine resource. Townville, Australia: ASEAN-Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources by Australian Institute of Marine science.

Hemingga, A.M & C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Candbridge University Press. New York. 322 pp.

Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik Komunitas Ikan padang lamun (Seagrass, Antophyta) di perairan Teluk Banten. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. 299 pp.

Kiswara W. 1989. Struktur komunitas padang lamun perairan Indonesia. Inventarisasi dan evaluasi potensi laut pesisir II. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan-LIPI.

Kordi.M.G.H. 2009. Budidaya Perairan. Buku II. Citra Aditya Bakti. Bandung. 964 pp.

Kuitern RH and Debelius H. 2006. Word atlas of marine fishes. Franffurt: IKAN-Unterwasserachic. 358p

Munira. 2010. Distribusi dan potensi Stok Ikan Baronang (Siganus canaliculatus) di Padang lamun Selat Lonthoir, Kepulauan Banda, Maluku. Tesis Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor.

Nienhuis PH, Coosen J Kiswara W. 1989. Community Structure and biomassa distribution of seagrass and macrofauna in The Flores Sea, Indonesia. Neth J Sea Res. 23(2):197-214.

Zulkifli, Efriyeldi. 2003. Kandungan zat hara dalam air poros dan air permukaan padang lamun Bintan Timur Riau. Jurnal Natur Indonesia 5: 139-144.




DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v2i1.1195

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 

 

Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia