Restorasi karang dengan metode mikrofragmentasi di Laut Kota Ternate. Maluku Utara
Abstract
Sebagai akibat memburuknya kondisi karang dunia, membuat upaya restorasi karang telah menjadi bagian dari strategi pemulihan. Restorasi terumbu karang merupakan teknik upaya untuk memperbaiki kondisi terumbu karang yang telah rusak dan menjaga ekosistem terumbu karang. Kegiatan restorasi terumbu karang hanya banyak dilakukan dengan cara memperbayak karang bercabang karena pertumbuhannya yang cepat. Restorasi karang masif masih belum dilakukan, meski karang masif merupakan komponen ekosistem terumbu yang penting. Restorasi karang masif dapat dilakukan dengan mikrofragmentasi, namun hal ini masih minim dilakukan di Indonesia. Penelitian Ismail et al. (2023) merekomendasikan untuk dilakukan restorasi terumbu karang di perairan Pantai Falajawa dan Pantai Taman Nukila, dikarenakan presentase karang mati (dead coral) tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian tentang restorasi karang dengan metode mikrofragmentasi karang massif di perairan Kota Ternate sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang di pantai Falajawa dan pantai Taman Nukila. Data dikoleksi yaitu pertumbuhan fragmen karang dan tingkat kelangsungan hidup. Karang yang diujicoba adalah jenis Porites sp. yang pertumbuhannya diukur setiap minggu dengan lama waktu pengamatan 12 minggu. Fragmen karang yang ditempelkan yaitu ukuran 1cm2 (6 buah), 2 cm2 (4 buah) dan 4 cm2 (2 buah). Laju pertumbuhan karang masif dari genus Porites menunjukan hasil yang baik dengan rata-rata laju pertumbuhan terbesar berturut-turut pada kedua lokasi penelitian yaitu fragmen ukuran ±2cm2 dengan nilai 0.208cm2 (ST 1) dan 0.200cm2 (ST 2) Karang dengan ukuran ±2cm2 merupakan ukuran yang ideal untuk restorasi karang masif dengan metode mikrofragmentasi. kelangsungan hidup karang pada kedua lokasi penelitian >50%, yaitu 57,14% (ST 1) dan 92,86% (ST 2).
Kata kunci : Restorasi, Mikrofragmentasi, Karang Massif, Porites sp., Laju Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup
Full Text:
1124-1136 (Bahasa Indonesia)References
Abiyasa FR, Riyantini I, Agung MUK, Astuty S. 2021. Diversitas spasial karang keras (Scleractinia) Perairan Teluk Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Akuatek Vol. 2, No. 2, Desember 2021: 69-80 69
Ladd, M. C., Schantz A. A., Nedimyer, K., Burkepile, D. E., (2016). Density Dependence Drives Habitat Production and Survivorship of Acropora cervicornis Used for Restoration on a Carribean Coral Reef. Frontiers in Marine Science.
Edwards, A. J. (2010). Reef Rehabilitation Manual. Coral Reef Targeted Research & Capacity Building For Management Program:, St Lucia, Australia.
McWilliam, M., Hoogenboom, M.O., Baird, A.H., Kuo, C.Y., Madin, J.S., Hughes, T.P., 2018. Biogeographical disparity in the functional diversity and redundancy of corals. Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A. 115, 3084–3089. https://doi.org/10.1073/pnas.1716643115.
Global Coral Reef Monitoring Network (GCMRN) and International Coral Reef Initiative (ICRI). (2020). Status Of Coral Reef of The World : 2020 Summary for Policemakers. Australia.
Montoya-Maya, P., Smit, K., Burt, A., & Frias-Torres, S. (2016). Large scale coral reef restoration could assist natural recovery in Seychelles, Indian Ocean. Nature Conservation 16, 1-17.
Ismail F., Marus I., Akbar N., Irfan M., Tahir I, Paembonan R. E., Najamuddin, Wibowo S. E., Siolimbona A. A., Salnuddin.2023.
Munasik, Sugiyanto, Sugianto, D.N. dan Sabdono, A. (2018). Reef Development on Artificial Patch Reefs in Shallow Water Panjang Island, Central Java. IOP Conference Series: Earth Environmental Science. 116(1), p.012095. doi: 10.1088/1755-1315/116/1/012095
Lirman, D. (2000). Fragmentation in the branching coral Acropora palmata (Lamarck): growth, survivorship, and reproduction of colonies and fragments. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 251, 41-57. doi: 10.1016/S0022-0981(00)00205-7
Page, C. (2013). Reskinning a reef: Mote marine lab scientist explore a new approach to restoration. In: Coral: The Reef and Marine Aquarium Magazine. Hal 72-81.
Page, C., Muller, E.M., dan Vaughan, D.E. (2018). Microfragmenting for the successful restoration of slow-growing massive corals. Ecological Engineering. 123, 86-96.
Haryanti D., Maskur A., Munasik. (2022). Mikrofragmentasi Untuk Restorasi Karang Masif di Pulau Sambangan Karimunjawa. Jurnal Kelautan Tropis November 2022. Vol. 25(3):432-438
Ricker, W.E. (1975). Computation and Interpretation of Biological Statistic of Fish Populations. John Willey and Sons. Hal 444.
Ritson-Williams, R., & Paul, V.J. (2009). Growth and Survival of Coral Fragments in Different Transplantation Methods." Marine Biology. 156: 947-960
Wibowo, A. S. 2009. Analisis Kecepatan Pertumbuhan dan Tingkat Keberhasilan Transplantasi Karang Stylophora pistillata dan Pocillopora verrucosa di Perairan Pulau Karya, Kepulauan Seribu. Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ruden, C.T., Schiendelin, J., Hiner, M.C., DeZonia, B.E., Walter, A.E., Arena, E.T., dan Eliceri, K.W. (2017). ImageJ2: Image J for the next generation of scientific image data. BMC Bioinformatics. 18, p.529. doi: 10.1186/s12859-017-1934-z
Haryanti D., Maskur A., Munasik. (2022). Mikrofragmentasi Untuk Restorasi Karang Masif di Pulau Sambangan Karimunjawa. Jurnal Kelautan Tropis November 2022. Vol. 25(3):432-438
Hughes, T.P., & Jackson, J.B.C. (2011). Frontiers in Ecology: Effects of Algal Blooms on Coral Reefs. Annual Review of Marine Science. 3: 27-47
Supriharyono. (2007). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta, X + 129 p.
Prawira, S., Wulandari, D., & Fadilah, N. (2021). "Pengaruh Blooming Algae Terhadap Terumbu Karang di Pantai Falajawa dan Taman Nukila, Kota Ternate." Jurnal Penelitian Ekosistem Terumbu Karang, 7(1), 12-25
Lestari, D., Setiawan, A., & Hendrawan, Y. (2022). "Analisis Blooming Algae dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Pantai Falajawa dan Taman Nukila, Kota Ternate." Jurnal Ekosistem dan Lingkungan. 14(1); 55-68.
Yuliana, S., Susilo, B., & Rahmawati, A. (2023). "Faktor Penyebab dan Dampak Blooming Algae Terhadap Terumbu Karang di Taman Nukila dan Pantai Falajawa, Kota Ternate." Jurnal Ilmu Kelautan Indonesia, 8(2), 88-101.
Brandt M.E., Smith T.B., Correa A.M.S., dan Vega T.R. 2013. Disturbance driven colony fragmentation as a driver of a coral disease outbreak. PLoS ONE. Vol. 8(2): 1-190
Dollar SJ. 1982. Wave stress and coral community structure in Hawaii. Coral Reefs 1:71-81
Nugues M. M, Roberts C. M. 2003. Partial mortality in massive reef corals as an indicator of sediment stress on coral reefs. Marine Pollution Bulletin 46:314-323
Gochfeld DJ, Aeby GS. 1997. Control of populations of the coral-feeding nudibranch Phestilla sibogae by fish and crustacean predators. Coral Reefs. 130:63-69
Helmut Schuhmacher, Karen Loch, Wolfgang Loch, Wolf R See. 2005. The aftermath of coral bleaching on a Maldivian reef—a quantitative study. Facies 51 (1), 80-92
Roff G, Bejarano S, Bozec Y-M, Nugues M, Steneck RS, Mumby PJ. 2014. Porites and the Phoenix effect: unprecedented recovery after a mass coral bleaching event at Rangiroa Atoll, French Polynesia. Marine Biology. 161:1385-1393
Harriot, V. J., Fisk, D. A. (1988). Coral Transplantation As Reef Management Option. Proc.6th. Int. Coral Reef Symp. 2: 375-379.
Supriharyono. (2009). Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sukarno, M., Hutomo M,, Moosa M. K., Darsono P. 1981. Terumbu Karang di Indonesia. Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek Penelitian Potensi Sumberdaya Alam di Indonesia. Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI, Jakarta. 112 hal.
Rahmawaty. 2004. Penanggulangan Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Melalui Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Kelautan. Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Marsuki. I. D, Baru, S. dan Ratna, D. P. 2013. Kondisi Terumbu Karang dan Kelimpahan Kima di Perairan Pulau Indo. Jurnal Mina Laut Indonesia, FPIK UNHALU : Kendari.
Moira, V. S., Luthfi, O. M., dan Isdianto, A. (2020). Analisis Hubungan Kondisi Oseanografi Kimia terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Damas, Trenggalek, Jawa Timur. Journal of Marine and Coastal Science. 9(3), 113–126.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51/MENLH/2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut. Jakarta. Hal.32.
Prasetyo, A. B. T., Yuliadi, L. P. S., Astuty, S., Prihadi, D.J. (2018). Keterkaitan tipe substrat dan laju sedimentasi dengan kondisi tutupan terumbu karang di perairan Pulau Panggang, Taman Nasional Kepulauan Seribu. Jurnal Perikanan Kelautan, 9 (2):1- 7.
Ihsan, N. 2009. Komposisi Hasil Tangkapan Sondong di Kelurahan Batu Teritip Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.. 57 hlm.
Fabricius, K. E. (2005). Effects of Ocean Acidification on Marine Biodiversity and Ecosystems. Marine Ecology Progress Series. 295;168-168
Nontji, A. 2005 . Laut Nusantara. (Edisi revisi cetakan keempat). Penerbit Djambatan, Jakarta. 372 hlm
Haruddin A, Purwanto E, Budiastuti MS. 2011. Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Terhadap Hasil Penangkapan Ikan Oleh Nelayan Secara Tradisional di Pulau Siompu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ekosains, 3(3): 29-41.
Salim D., Yuliyanto, dan Baharuddin. (2017). Karakteristik Parameter Oseanografi Fisika-Kimia Perairan Pulau Kerumputan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Enggano. 2(2): 218-228
Sauri M IA, Widodo AW, Lutfi OM. 2019. Klasifikasi Genus Karang Keras (Scleractinia) dengan Metode Gray Level Co-Occurrence Matrix. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3(6): 5397-5405
DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v7i2.9553
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Â
Â
Â
![]() | Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia |