Budidaya Polikultur Gracilaria sp. Dengan Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Tambak Bipolo.

Yolenta Yane Suryani, Yudiana Jasmanindar, Yuliana Salosso

Sari


                                                            ABSTRAK

Budidaya ikan bandeng di Desa Bipolo sampai saat ini masih menggunakan sistem budidaya secara ekstensif dengan sistem monokultur sehingga produktivitasnya masih rendah. Salah satu cara yang dilakukan yaitu melakukan budidaya sistem polikultur ikan bandeng dan rumput laut Gracilaria sp. dengan memanfaatkan lahan tambak untuk meningkatkan hasil produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan harian, berat mutlak dari rumput laut dan ikan bandeng terhadap peningkatan potensi tambak di Desa Bipolo. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan serta 3 ulangan yaitu : Perlakuan A (ikan bandeng sebanyak 250 ekor), Perlakuan B (Gracilaria sp. sebanyak 3000 g) dan Perlakuan C (polikultur Gracilaria sp. Sebanyak 3000 g, dan ikan bandeng sebanyak 250 ekor) Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, pertumbuhan harian, dan kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis ragam (uji T) dapat disimpulkan penggunaan teknologi polikultur dengan masing-masing petakan penelitian dengan luasan yang sama menunjukkan bahwa adanya perbedaan kepadatan ikan bandeng dan rumput laut dengan  padat tebar yang sama memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tingkat produksi ikan bandeng dan rumput laut pada Tambak budidaya, Desa Bipolo.

                                                                  ABSTRACT

Milkfish cultivation in Bipolo Village is still using an extensive cultivation system with a monoculture system so that its productivity is still low. One way to do this is by cultivating the polyculture system of milkfish and Gracilaria sp. seaweed. by utilizing pond land to increase production. The purpose of this study was to determine the effect of daily growth, absolute weight of seaweed and milkfish on increasing the potential of ponds in Bipolo Village. The study used a randomized block design with 3 treatments and 3 replications, namely: Treatment A (250 milkfish), Treatment B (3000 g Gracilaria sp.) and C Treatment (3000 g Gracilaria sp polyculture, and 3000 g milkfish polyculture). 250 heads) Parameters observed were absolute growth, daily growth, and water quality. Based on the results of the study using analysis of variance (T test) it can be concluded that the use of polyculture technology with each research plot with the same area shows that there are differences in the density of milkfish and seaweed with the same stocking density which has a very significant effect on the level of fish production milkfish and seaweed in aquaculture ponds, Bipolo Village.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adini S, Kusdiyantini E, Budiharjo A. 2015. Produksi Bioetanol dari Rumput Laut dan Limbah Agar (Gracilaria sp.) dengan Metode Sakarifikasi yang Berbeda. Berkala Ilmiah Biologi. 16 (2) : 65-75.

Akrimi G. S. 2002. Teknik Pengamatan Kualitas Air dan (BOD) Sebagai Salah satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana. 19 (3) : 21–26.

Anggadireja, J. T., Zatnika, A., Purwoto, H. dan Istini, S. 2006. Rumput Laut: Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial.. Penebar Swadaya Jakrta. 148 halaman.

Atmadja W. S., Kadi A.,Satari R. (1996). Pengenalan Jenis-jenisa Rumput laut Indonesia. Jakarta. Pustlibang Oseanografi. 95 halaman.

Azizah R, Malau R, Susanto A, Santosa G. W, Hartati R, Irwani I, Suryono S. (2018). Kandungan Timbal Pada Air, Sedimen, Dan Rumput Laut Sargassum sp.di Perairan Jepara, Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia. Jurnal Kelautan Tropis. 21(2) : 155-156.

DJPB (Direktorat Jendral Perikanan Budidaya). 2010. Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya di Indonesia . http://www. djpb.go.id/. Diakses. Rabu 4 januari 2012.

Ismail F , Eddy S, Sugeng H. S. 2016. Peningkatan kualitas karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode budidaya keranjang jaring. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia. 15 (2) : 124–131.

Mangampa D. B, Aliman M. P, Utojo. 2006 . Kesesuaian dan Pengelolaan Lahan Budidaya Tambak di Kabupaten Kota baru, Kalimantan Selatan. Jurnal Riset Akuakultur. 1 (1) : 281—290.

Mubarak H. S, Ilyas W, Ismail I. S, Wahyuni S. T, Hartati E. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut Pengembangan Hasil Perikanan Jakarta . 93 halaman.

Murachman, Hanani N, Soemarno, Muhammad S. 2010. “Model Polikultur Udang Windu ( Penaeus monodon Fab ), Ikan Bandeng ( Chanos-chanos Forskal ) dan Rumput Laut ( Gracillaria sp .) Secara Tradisional. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari 1(1) : 1–10.

Puspita L, Ratnawati E, Suryadiputra I. N. N, Meutia A. A. 2005. Lahan Basah Buatan di Indonesia. Bogor: Wetland International : 125 hlm

Syarianah. 2016. Monitoring Kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Pada Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Air Payau. Skripsi. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau. 2 (1) : 7-15.

Wandira A. W, Sunaryo S, Sedjati S. 2018. Rumput Laut Gracilaria sp. Sebagai Bioremedian Dalam Sistem Budidaya Polikultur Dengan Kepiting Bakau (Scylla serrata). Journal Of Marine Research. 7 (2) : 113-124.

Susantoa A. B, Siregarb R, Hanisahc, Faisalb T. M, Antonid. 2021. Analisis Kesesuaian Kualitas Perairan Lahan Tambak Untuk Budidaya Rumput Laut (Gracilaria Sp.) Di Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas institut pertanian Bogor. Jurnal Perikanan Dan Kelautan 5 (3): 655-667.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.