Analisis Potensi Keanekaragaman Flora Pasca Proses Pertambangan Pasir Bukit Sepuluh Ribu di Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
Sari
Keanekaragaman flora di kawasan Bukit Sepuluh Ribu, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, pasca aktivitas pertambangan pasir. Permasalahan utama adalah bagaimana kondisi keanekaragaman flora setelah proses pertambangan dan spesies apa saja yang mampu bertahan serta berperan dalam pemulihan ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan dan pemanfaatan flora pada lahan pasca tambang guna mendukung upaya rehabilitasi lingkungan. Metode yang digunakan berupa pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan masyarakat sekitar, dan dokumentasi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terjadi degradasi lingkungan, terdapat berbagai jenis flora pionir dan tanaman yang memiliki nilai ekologis dan ekonomi seperti pisang, petai, murbei, serta tanaman obat dan penahan erosi. Flora ini berperan penting dalam proses restorasi habitat dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Kesimpulannya, kawasan pasca tambang Bukit Sepuluh Ribu masih memiliki potensi keanekaragaman flora yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengembangan program rehabilitasi ekologis yang berkelanjutan.
Kata Kunci
Referensi
Andriani, D., & Murtisiwi, L. (2020). Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% bunga telang (Clitoria ternatea L) dari daerah Sleman dengan metode DPPH. Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, 17(1), 70–76. https://doi.org/10.23917/pharmacon.v17i1.9321
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya. (2021). Laporan tahunan kualitas lingkungan hidup daerah.
Ekayanti, N. L. F., Megawati, F., & Dewi, N. L. K. A. (2023). Pemanfaatan tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) sebagai sediaan kosmetik. Usadha, 2(2), 19–24. https://doi.org/10.36733/usadha.v2i2.6217
Falatehan, A. F. (2023). Dampak lingkungan dari penambangan pasir Ciapus dan margin usahanya. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 28(2), 316–322. https://doi.org/10.18343/jipi.28.2.316
Heli, N. (2022). Perbandingan senyawa proksimat pada daun terung pipit (Solanum torvum) berdasarkan lokasi tumbuh. Journal of Food Technology and Agroindustry, 4(2), 90–95.
Hulukati, M., & Isa, A. H. (2020). Dampak penambangan pasir terhadap kelestarian lingkungan di Kelurahan Tumbihe. Jambura Journal of Community Empowerment, 1(2), 44–53. https://doi.org/10.37411/jjce.v1i2.464
Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015). The biodiversity of flora in Indonesia. Journal of Natural Resources and Environmental Management, 5(2), 187–198. https://doi.org/10.19081/jpsl.5.2.187
Lallo, S., Hardianti, B., Umar, H., Trisurani, W., Wahyuni, A., & Latifah, M. (2020). Aktivitas anti inflamasi dan penyembuhan luka dari ekstrak kulit batang murbei (Morus alba L.). Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy), 6(1), 26–36. https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6.i1.14661
Mulyani, Y. A., et al. (2020). Keanekaragaman vegetasi di lahan pascatambang batubara Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 17(2), 153–163.
DOI: https://doi.org/10.33387/pangea.v7i2.11206
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Terindeksasi pada :
 Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Â
.png)
.png)
 xx
