KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PULAU OBI DALAM PENGELOLAAN LAHAN PERKEBUNAN UNTUK PENYUSUNAN POSTER BERBASIS RISET PEMBELAJARAN GEOGRAFI (STUDI KASUS DESA PASIR PUTIH, KECAMATAN OBI UTARA)
Alwi Hasan, Nasir Tamalene, Kusrini Kusrini
Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat Desa Pasir Putih Kecamatan Obi Utara dalam Pengelolaan Lahan Perkebunan yang meliputi Pembukaan Lahan, Penebangan, Pembakaran, Penanaman, Jenis Tanaman yang di usahakan, Pola Tanam dan Upaya Konservasi serta mendeskripsikan hasil validasi poster berbasis riset pemebelajaran geografi. Jenis penelitian mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenalogi dengan studi kasus bersifat ekploratif deskriptif melalui penggalian informan kunci (key informan), sedangkan untuk penyusunan poster menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dengan menguji keevektifan produk. Penentuan informan dilakukan dengan metode sampling proporsive untuk mendapatkan data dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang akurat. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan mengecu pada pengetahuan lokal responden dalam pemanfaatan sumber daya, dan untuk menganalis validasi poster menggunakan angket dan skala likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan diperoleh secara turun temurun yang meliputi: Lencu Alo adalah penentuan hari dan bulan yang baik sebelum dimulainya pengelolaan Lahan, Pihamba-hamba adalah nilai gotong-royong dalam proses penebangan, bauru adalah proses penebangan dengan memotong kayu berukuran kecil, pidudaha adalah proses penebangan kayu berukuran besar, dan pirangkai adalah proses pembersihan lahandengan cara memotong ranting ranting kayu yang belum terbakar untuk di bakar kembali. Adapun Jenis tanaman yang di usakakan adalah Kelapa dan singkong. Terdapat pola tanam yang digunakan masyarakat yaitu pola tanam polikultur yang memiliki. Pola tanam polikultur sendiri terdapat dua jenis pola yang digunakan yaitu pola bergiliran dan pola tanam bersisipan. Uapaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu menanam tanaman tahunan seperti kelapa. Validasi Poster menunjukan rata-rata penilaian yang dihasikan dari validasi produk yaitu, validasi ahli materi mendapatkan persentase 7,5% dengan kategori “Layakâ€, validasi ahli media mendapatkan persentase 102% dengan kategori “Sangat Layakâ€.
Referensi
Hasyim, H dan W.A. Zakaria. 1995. Pengembangan Agribisnis di Provinsi Lampung dalam Era Pasca GATT. Jurnal Sosial Ekonomika Vol. 1 No. 1 Juni 1995. Bandar Lampung. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Keraf AS. 2002. Etika Lingkungan. (Jakarta : Penerbit Buku Kompas).
Lobja. Erick. 2003. Menyelamatkan Hutan dan Hak Adat Masyarakat Kei: Tinjauan Terhadap Praktek Pengelolaan dan Pemamfaatan Lahan Hutan Oleh Masyarakat Tradisional Kei. Debut Press, Yogyakarta
Magdalena. 2013. Peran Hukum Adat Dalam Pengelolaan Dan Perlindungan Hutan Di Desa Sesaot, Nusa Tenggara Barat dan Setulang, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutnan 10 (2) juni 2013. Pusat Penelitian dan pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Qandhi,F.F. 2012. Pentingnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Pedesaan.
Santoso, I. 2009. Eksistensi Kearifan Lokal Pada Petani Tepian Hutan dalam Memelihara Lingkungan Kelestarian Ekosistem Sumberdaya Hutan.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009.
DOI:
https://doi.org/10.33387/pangea.v3i2.4614
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Terindeksasi pada :
xx
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License