Pengembangan Kerajinan Kain Tenun Khas Buton Sebagai Pewarisan Budaya dan Pendorong Ekonomi Kreatif Masyarakat di Desa Gumanano Kabupaten Buton Tengah

Baharudin Baharudin, Hariyadi E., Iskandar A.

Sari


Tradisi menenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) di Desa Gumanano Kabupaten Buton Tengah perlu untuk terus dilestarikan, namun tantangan yang dihadapi masih terdapat sebagian generasi muda memiliki minat yang rendah dalam mempelajari proses menenun kain tenun khas Buton. Disisi lain kain tenun khas Buton dapat dikembangkan menjadi berbagai produk kreatif yang bertujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini mendeskripsikan proses pembuatan sarun tenun sebagai pewarisan budaya dan upaya pngembangan kain tenun menjadi produk kreatif sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah pemerintah desa, pengusaha tenun, dan para pengrajin kain tenun Buton. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari lembar panduan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada tahapan analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan kain tenun khas Buton di Desa Gumanano masih menggunakan cara tradisional sedangkan bahan benang menggunakan benang buatan pabrik yang diperoleh dari bantuan pemerintah atau dibeli dari toko terdekat. Penggunaan berbagai jenis benang dalam menenun menghasilkan beberapa motif dan tekstur serta haraga yang bervariatif. Selain itu kain tenun Buton memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi beberapa produk kreatif seperti kampurui (ikat kepala), syal, tas, dan gantungan kunci yang memiliki variasi harga. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan kain tenun Buton dapat dikembangkan menjadi produk kreatif lainnya yang dapat meningkat ekonomi masyarakat di Desa Gumanano, Kabupaten Buton Tengah.


Kata Kunci


Tenun; Buton; Ekonomi Kreatif;

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afriantari, R., & Harikesa, I. W. A. (2020). Industry Revolution 4.0 : Strenghtening the Creative Economy Sectors Through Bekraf Implementation Programs. JURNAL TRANSBORDERS, 3(2), 28–43. https://doi.org/10.36859/jdg.v5i1.139

Antara, M., & Vairagya, M. (2018). Keragaman budaya Indonesia sumber inspirasi inovasi. Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Desain Bali, 2.

Ausat, A. M. A., Al Bana, T., & Silvy Sondari Gadzali. (2023). Basic Capital of Creative Economy: The Role of Intellectual, Social, Cultural, and Institutional Capital. Apollo: Journal of Tourism and Business, 1(2), 42–54. https://doi.org/10.58905/apollo.v1i2.21

Aziz, M. A. (2017). Produk Seni Nusantara Dalam Konteks Ekonomi Kreatif. Imaji, 15(1), 24–36. https://doi.org/10.21831/imaji.v15i1.15686

Azizah, S. N., & Muhfiatun, M. (2018). Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft dalam Menghadapi Pasar Modern Perspektif Ekonomi Syariah (Study Case di Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta). Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(2), 63–78. https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i2.1273

Burhan, F., Samsul, & Alias. (2019). Kearifan Lokal Motif Tenun Tradisional Sebagai Potensi Wisata Kreatif Desa Kutakobari Kabupaten Buton Tengah. Journal Idea Of History, 2(1), 69–81.

Elfian, F., & Okto, F. (2023). Pengaruh ekonomi kreatif berbasis budaya. Kendali Teknik Sains, 1(1), 35–49.

Harjanti, W., Ujianto, & Riduwan, A. (2020). Environmental Dynamics and Potential Development of Woven Sarong Business Based on Local Wisdom. International Journal of Management Sciences and Business Research, 9(3), 1–9.

Hendraswati. (2018). Proses Produksi, Fungsi, Peluang Ekonomi, dan Pengembang Tenun Bugis Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Handep, 1(2), 35–58.

Hermawan, H. (2018). Metode Kuantitatif untuk Riset Bidang Kepariwisataan. Open Sciene Framework.

Kartiwa, S. (1987). Ragam Hias Indonesia: Tenun Ikat. Djambatan.

Kevin, Hendryli, J., & Herwindiati, D. E. (2019). Klasifikasi Kain Tenun Berdasarkan Tekstur & Warna Dengan Metode K-Nn. Computatio : Journal of Computer Science and Information Systems, 3(2), 85–95. https://doi.org/10.24912/computatio.v3i2.6028

Kurnia, R., & Putri, M. (2018). PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KEARIFAN LOKAL PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM: (Studi Kasus pada Masyarakat di Kawasan Wisata Istana Basa Pagaruyung). Batusangkar International Conference III, 183–196.

Muchson, M., Kusumaningtyas, D., & Agung Pratama, B. (2023). Identification of Local Wisdom-Based Creative Economy in the City of Kediri. International Journal of Research and Review, 10(2), 799–805. https://doi.org/10.52403/ijrr.20230295

Nailuvary, S., Ani, H. M., & Sukidin, S. (2020). Strategi Pengembangan Produk pada Handicraft Citra Mandiri di Desa tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 14(1), 185. https://doi.org/10.19184/jpe.v14i1.11872

Palupi, A. E. P., & Suprayitno. (2020). Kerajinan Sarung Tenun Dusun Jambu-Gresik Sebagai Sumber Belajar Berbasis Etnopedagogi DI Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(4), 747–756. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/35813

Riswanto, A., Zafar, T., Perdana, A., Sunijati, E., Harto, B., Boari, Y., Astaman, P., Dassir, M., & Hikmah, A. (2023). EKONOMI KREATIF (Inovasi, Peluang, dan Tantangan Ekonomi Kreatif di Indonesia).

Setiawan, B., & Suwarningdyah, R. R. N. (2014). Strategy for Development of Kupang Ikat Woven, East Nusa Tenggara Province. Pendidikan Dan Kebudayaan, 20(3), 353–367. https://media.neliti.com/media/publications/124320-none-a4544e93.pdf

Silverman, D. (2013). Interpreting Qualitative Data (Fourth). SAGE Publications,.

Suhardini, & Jusuf, S. (1984). Aneka Ragam Hias Tenun Ikat Indonesia. Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Suherman, A., Mayunita, S., & Mahyudin. (2018). Pemanfaatan Media Sosial dan Pelatihan Manajemen Usaha Bagi Pengrajin Tenun Tradisional Di Desa Wabula Buton. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 7(3), 216–220. journdharmakarya/article/viewFile/11437/5233al.unpad.ac.id/

Syamsumarlin. (2018). The Meaning and Function of Woven Sarong on Muna Community. International Journal of Social Sciences and Humanities (IJSSH), 2(1), 56–64. https://doi.org/10.29332/ijssh.v2n1.80

Triawan, M. (2017). Pentingnya Keberagaman dalam Pengelolaan Ekonomi Kreatif. RETAS, 6.

Trisnayana, I. K., Suartini, L., & Budiarta, I. G. M. (2016). Proses Pembuatan Tenun Flores Home Industri Ibu Yustina Nona di Desa Tanjung Benoa. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha, 6(3), 1–11.

Utomo, G. C., & Yunita, M. (2022). Kain Tenun Di Industri Mode Indonesia. Folio, 3(1), 1–8.

Widyanti, T., Tetep, T., Supriatna, A., & Nurgania, S. (2022). Development of a Local Wisdom-Based Creative Economy. Proceedings of the 6th Global Conference on Business, Management, and Entrepreneurship (GCBME 2021), 220, 38–41. https://doi.org/10.2991/aebmr.k.220701.010

Yusuf, M. (2014). METODE PENELITIAN: Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan (Empat). Kencana.




DOI: https://doi.org/10.33387/pangea.v6i1.9468

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Terindeksasi pada :

 xx

 Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Â