DUNIA SUNGAI DAN KERAJAAN DI BUMI MELAYU RIAU

Sri Haryati Putri

Sari


Abstrak

 

Sungai acapkali diperlakukan sebagai tempat sampah raksasa, tempat bermuaranya segala yang terbuang dari kehidupan manusia. Semakin tergerusnya fungsi sungai di masa kini, beragam upaya telah dilakukan oleh pemerintah khususnya supaya masyarakat supaya melirik sungai kembali. Hal ini sekiranya terlihat pada kerajaan maritim di Riau lebih banyak bertumpu pada sungai Terutama empat sungai besar, yakni Sungai Rokan, Siak, Rokan dan Kuantan/Indragiri, menyebabkan hampir seluruh ruang hidup yang berkembang secara budaya adalah yang berada di sekitar sungai. Berbeda dengan kerajaan maritim lainnya yang bertumpu pada kehidupan yang berkenaan dengan dunia laut dan pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yakni terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter yang membedakan kehidupan masyarakat kerajaan maritim di Riau. Riau berada di garda terdepan dalam menjaga tradisi dan kebudayaan Melayu di Indonesia. Berkat letaknya yang berada pada perlintasan dan persinggahan berbagai pedagang yang datang dari penjuru dunia.

Kata Kunci: Riau, Sungai, Maritim

 

Abstract

Rivers are often treated as giant trash cans, where everything thrown away from human life ends up. The increasingly eroded function of rivers nowadays, various efforts have been made by the government, especially to encourage people to look at rivers again. This can be seen from the fact that the maritime kingdom in Riau relies more on rivers, especially the four large rivers, namely the Rokan, Siak, Rokan and Kuantan/Indragiri rivers, causing almost all living spaces that develop culturally to be located around the rivers. This is different from other maritime kingdoms which rely on life related to the sea and coastal world. The method used in this research is the historical research method, which consists of heuristics, criticism, interpretation and writing. The aim of this research is to determine the characteristics that differentiate the lives of the people of the maritime kingdom in Riau. Riau is at the forefront in maintaining Malay traditions and culture in Indonesia. Thanks to its location at the crossing and stopover for various traders who come from all over the world.

Keywords: Riau, River, Maritim


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


AB. Lapian. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17. Jakarta: Komunitas Bambu. 2008.

Abd. Rahman Hamid. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak. 2015.

Anastasia Wiwik Anastasia.. Kepulauan Riau pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia 1962-1966. Abad. 3 (2), 43-44. 2019.

Armando Cortesao. Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah ke Cina dan Buku Fransisco Rodriques. Yogyakarta: Ombak. 2014.

Didik Pradjoko dan Singgih Tri Sulistiyo.. Sejarah Peradaban Maritim: Peradaban Sungai dalam Sejarah Peradaban Maritim di Jambi dan Riau, Jakarta: Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemdikbud. 2018.

Djoko Pramono. Budaya Bahari. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005.

Gusti Asnan. Sungai dan Sejarah Sumatera. Yogyakarta: Ombak. 2016.

Helius Sjamsudin. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. 2012.

Maryaeni. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005.

Mestika Zed. Metodologi Sejarah. Padang: Universitas Negeri Padang. 1999.

Mohammad Samin Suwardi. Kerajaan dan Kesultanan Dunia Melayu: Kasus Sumatra dan Semenanjung Malaysia. Criksetra. 4 (7), 66. 2015

Muchtar Lutfi, dkk (editor), Sejarah Riau. Pekanbaru: Universitas Riau. 1977.

Rahardjo Adisasmita. Pembangunan Wilayah, Kepulauan, Kelautan Maritim, Terisolasi, Terpencil, Tertinggal, Perbatasan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Archipelago dan Semeja. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2015.

RPIJM Kabupaten Kampar, Profil Kabupaten Kampar Tahun 2014

Sri Sutjiatiningsih dan Gatot Winoto. Kepulauan Riau pada Masa Dollar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.