Sastra Lisan sebagai Dokumen Sosial: Studi Sosiologi Sastra pada Tradisi Lisan Masyarakat Adat Ternate

Sutisno Adam

Sari


Penelitian ini mengkaji tradisi sastra lisan masyarakat adat Ternate dengan pendekatan sosiologi sastra guna mengungkap fungsi sosial, struktur nilai, dan proses pewarisan budaya yang terkandung dalam narasi-narasi lisan. Sastra lisan di Ternate tidak hanya mencerminkan warisan estetika, tetapi juga merepresentasikan dokumen sosial yang merekam pandangan dunia kolektif, hierarki sosial, serta mekanisme kontrol budaya dalam masyarakat adat-kesultanan. Melalui studi pustaka dan analisis dokumentasi teks, penelitian ini menelaah berbagai bentuk sastra lisan, seperti legenda Gunung Gamalama, syair kerja “Doro Bololo”, mantra “Dalil Tifa”, hingga pantun sindiran. Kajian ini memanfaatkan teori-teori dari Wellek & Warren tentang fungsi sosial sastra, konsep world-view dari Goldmann, teori habitus dan modal simbolik Bourdieu, serta teori hegemoni dari Gramsci. Hasil analisis menunjukkan bahwa sastra lisan Ternate memainkan peran strategis sebagai alat edukasi moral, pelestari norma, serta ruang negosiasi simbolik antara kekuasaan adat dan suara masyarakat. Meskipun tradisi ini tetap hidup melalui ritus dan upacara adat, modernisasi dan fragmentasi sosial menjadi tantangan serius bagi keberlanjutannya. Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan dokumentasi digital terstruktur, integrasi sastra lisan ke dalam pendidikan formal, serta pelibatan komunitas dan pemuda dalam revitalisasi budaya sebagai strategi pelestarian yang adaptif dan berkelanjutan.


Teks Lengkap:

PDF ()

Referensi


Amal, H. (2002). Kepulauan Rempah-Rempah: Sejarah Maluku Utara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Bourdieu, P. (1984). Distinction: A social critique of the judgement of taste. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Damono, S. D. (2008). Puisi Indonesia Terkini. Jakarta: Gramedia.

Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Djafar, H. (2018). Sastra lisan Ternate: Warisan budaya yang terlupakan. Jurnal Humaniora, 30(2), 157–170.

Finnegan, R. (1982). Oral literature in Africa. Oxford: Clarendon Press.

Goldmann, L. (1977). Towards a sociology of the novel. London: Tavistock Publications.

Gramsci, A. (1971). Selections from the prison notebooks. New York: International Publishers.

Hasan, A. (2016). Nilai budaya dalam sastra lisan Ternate. Jurnal Al-Adab, 14(2), 145–160.

Hutomo, S. (1991). Mengenal sastra lisan Nusantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryadi, S. (2015). Tradisi lisan di tengah modernisasi: Tantangan dan peluang. Wacana, 16(1), 45–61.

Teeuw, A. (1984). Kesusastraan Indonesia lama. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyuni, R. (2019). Revitalisasi tradisi lisan di Maluku Utara dalam konteks pendidikan multikultural (Tesis, Universitas Gadjah Mada).

Wellek, R., & Warren, A. (2014). Theory of literature (3rd ed.). New York: Harcourt Brace.

Yusriadi, Y. (2020). Identitas budaya dan globalisasi di kawasan Timur Indonesia. Jurnal Antropologi Indonesia, 41(1), 22–35.




DOI: https://doi.org/10.33387/tekstual.v23i1.10005

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Tekstual terindeks oleh: