Ungkapan Tabu dalam Masyarakat Ternate

Rahma Do Subuh, Bakhtiar Majid

Abstract


Tulisan ini membahas tentang tabu berupa ungkapan verbal dalam masyarakat Ternate yang hingga saat ini masih dijumpai dalam keseharian. Tabu dalam hal ini dilihat dari perspektif  budaya menyangkut dengan sistem kepercayaan  dan dari perspektif  sosial yang berkaitan dengan etika atau sopan santun dalam berinteraksi antar sesama manusia. Tulisan ini juga membahas strategi yang dilakukan  dalam menyikapi tabu tersebut.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara untuk memperoleh data jenis tabu  yang dalam masyarakat disebut foso atau boboso serta bagaimana menyikapi tabu tersebut pada saat kondisi di mana mereka dengan terpaksa harus menggunakan kata-kata tabu tersebut. pendekatan semantic digunakan untuk memperoleh makna kontekstual dalam proses analisis data. Hasil yang ditemukan adalah bahwa dari sisi budaya  terdapat beberapa kata yang tergolong dalam satu komponen makna yang tidak boleh diucapkan pada situasi malam hari. Sedangkan dari sisi sosial juga terdapat sejumlah kata yang dianggap tidak patut diucapkan seseorang ketika berinteraksi dengan orang  lain dalam suatu situasi.

Kata kunci: tabu, sistem kepercayaan, kultur, sosial

Abstract

This article describes about taboo,  a verbal expression in Ternate society which is existed till this day. In this case, taboo is viewed from cultural perspective related to belief system and social perspective related to ethics and politeness in interaction between men. This article describe about a strategy to respond taboo as well.The technique of collecting data is in depth interview to get some data of taboo as the society called foso or boboso and how to respond taboo in the condition when they must use the taboo words. Semantic approach is used to get contextual meaning in process of analyzing the data.The result of this research was found that there are a few words in one component meaning that cannot be said in the evening situation viewed from the cultural perspective. While for the social perspective was found that there are a few words cannot be said to a man when interact to other people in each situation.

Keyword; taboo, religion system, cultural, social


References


Alhadar, Fachmi dan Tawari Rudi. 2017. Foso dan Boboso; ikhtiar Masyarakat Ternate Merawat peradaban. Universitas Khairun Fakultas Ilmu Budaya

Atjo, Rusli Andi 2001. Orang Ternate dan Kebudayaannya.Jakarta: Zikrul Hakim

Finnegen, Ruth.1997. Oral Traditions An The Verbal Arts: A Guide to Research Practic es,

London: Rootledge. Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures . Basic Books, New York. Hoed, Benny. 2008. Komunikasi Lisan Sebagai Dasar Tradisi Lisan. Dalam Pudentia (ed) Metodologi Kajian Tradisi Lisan . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Tradisi Lisan

Nunung Sitaresmi dan Mahmud Fasya, 2011. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Bandung: UPI Press.

Ringan.etd.unsyiah.ac.id Junaidi.2016. Bahasa Tabu Masyarakat Pidie. Diakses tanggal 07/01/2020




DOI: https://doi.org/10.33387/tekstual.v17i1.1794

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.