Nilai-Nilai Tarian Lala Dalam Membentuk Sikap Persatuan Antar Suku Bangsa Di Halmahera Tengah

Rustam Hasim, Rasti Amalia Faruk

Sari


Tarian lala ini muncul bersamaan dengan berdirinya negeri Gamrange (Tiga negeri bersaudara) yaitu; Maba, Patani dan Weda. Tarian Lala sesungguhnya merupakan tarian khas masyarakat Weda yang mengandung unsur-unsur religius hingga sekarang tarian lala dijadikan sebagai sarana budaya dalam mempertemukan dan menyatukan masyarakat di Halmahera Tengah (Masyarakat Gamrange).

Tarian ini secara filosofis memberikan kegembiran pembentukan Kabupaten Halmahera Tengah dan berkembang menjadi kesenian rakyat. Tarian ini berisi pesan-pesan berbau romantis dan cinta. Oleh sebab itu, tarian ini biasa dibawakan secara berpasang- pasangan dan memiliki gerakan -gerakan yang indah di sepanjang babak tariannya. Lagu yang berirama Melayu juga menjadi elemen penting di dalam membentuk atmosfir romantis yang mendukung tersampaikannya pesan.

Tari ini tidak hanya bermakna hubungan kasih antara muda-mudi saja. Tari Lala juga dapat bermakna sebuah ucapan syukur atas berbagai anugerah Yang Mahakuasa terhadap manusia dalam bentuk alam serta makhluk hidup di dalamnya. Ucapan syukur ini dituangkan dalam bentuk rasa sayang dan perhatian yang selalu diwujudkan dalam keseharian hidup manusia.


Kata Kunci: Tarian Lala, Sikap Persatuan, Suku Bangsa dan Nilai-Nilai Kemanusian.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Buletin SILEP, Jelajah Negeri Fagogoru, Edisi 02 2015 Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Halmahera Tengah

Dokumen Intisari Adat Budaya Kabupten Halmahera Tengah, Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Halmahera Tengah, 2012.

Buletin SILEP, Jelajah Negeri Fagogoru, Edisi 03 2016. Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Halmahera Tengah

Buletin SILEP, Jelajah Negeri Fagogoru, Edisi 01 2015 Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Halmahera Tengah.

L. E. Visser, (ed), Halmahera and Beyond, Social Science Research in The Moluccas.

Leiden: KITLV Press, 1994.

Masinambaw E.K.M. (ed.) Halmahera dan Raja Ampat Sebagai Kesatuan Majemuk. Suatu Studi Terhadap Suatu Daerah Transisi. Jakarta: LEKNAS-LIPI,1980.

R.Z. Leirissa,Halmahera Timur dan Raja Jailolo Pergolakan di Laut Seram Abad Ke- 19.Jakarta: Balai Pustaka. 1996.

Sutrisno Kutoyo, Sejarah Daerah Maluku. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1977.




DOI: https://doi.org/10.33387/geocivic.v5i1.4891

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


============================================================================================================
Jurnal GeoCivic is Indexed By:
        Web AnalyticsJurnal GeoCivic
  • P-ISSN: 2301-4334
  • E-ISSN: 2722-3698
  • Published by: Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun, Maluku Utara, Indonesia
  • Contact Person: Irham Wibowo, S.H., M.H. Mobile [WA]: +62 899-4141-485
Office E-mail: alexbowo94@gmail.com
Office Editor: Jalan Bandara Babullah Kampus I FKIP Universitas Khairun, Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate 97728

============================================================================================================

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

============================================================================================================

Flag Counter