Analisis Pengelolaan Limbah Tailing dari Hasil Pengolahan Emas pada PT. Nusa Halmahera Minerals Desa Gosowong Kabupaten Halmahera Utara

Hilda Alkatiri, Kifli Umar, Agitha Ramdhani Tomagola

Sari


Kegiatan penambangan menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting, salah satunya adalah penanganan terhadap limbah tailing. Tailing adalah bahan padat yang tersisa setelah logam mulia dan mineral berharga lainnya telah diekstraksi dari bijih yang ditambang, bersama-sama dengan air yang digunakan dalam proses pemulihan. Tailing hasil penambangan emas mengandung salah satu atau lebih bahan berbahaya dan beracun seperti arsen (As), kadmium (Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg), sianida bebas (CN). Sebagian logam-logam yang berada dalam tailing adalah logam berat yang masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Tujuan dari penelitian ini mengetahui cara pengelolaan limbah tailing, mengetahui kualitas limbah tailing yang berasal dari kegiatan penambangan dan pengelolaan dengan mengunakan cara pelarutan pH, pengendapan, penyaringan, dan pengoksidasian. Analisis pengelolaan limbah taling dari hasil pengolahan emas pada PT. NHM sudah memenuhi baku mutu sesuai Kepmen LH 202 tahun 2004. Parameter yang diukur meliputi pH antara 6-9, kandungan sianida bebas kurang dari 0,2 mg/L, kandungan logam terlarut Cu kurang dari 2 mg/L serta TSS kandungan maksimalnya 21 mg/L.

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


Ngato, F., & Warouw, D. (2015). Optimalisasi Tugas Dan Fungsi Public Relations Di PT. Nusa Halmahera Mineral (Nhm)[Studi Program Coorporate Social Responsibility (CSR) Pada Masyarakat Desa Sosel Kec. Malifut Kab. Halmahera Utara]. ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 4(1).

Gainau, R. J. (2019). Analisis Perkembangan Tanah Pada Tailing DAM TSF 56 PT. Nusa Halmahera Mineral Maluku Utara di Area Suksesi Alam (Doctoral dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta).

Mendez, M. O., Glenn, E. P., & Maier, R. M. (2007). Phytostabilization potential of quailbush for mine tailings: growth, metal accumulation, and microbial community changes. Journal of Environmental Quality, 36(1), 245-253.

Herman, D. Z. (2006). Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam. Indonesian Journal on Geoscience, 1(1), 31-36.

Ishak, N., Nasrudin, D., & Widayati, S. (2019). Kualitas Air Limbah Penambangan Emas di PT. Nusa Halmahera Minerals Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Simange, M. S., Simbolon, D., & Jusadi, D. (2010). Analisis Kandungan Merkuri (Hg) dan Sianida (CN) Pada Beberapa Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di Teluk Kao, Halmahera Utara. IPB. Bogor.

Dharmawan, I. W. S., & Siregar, C. A. (2014). Rehabilitasi Lahan di Areal Penambangan Emas Menggunakan Jenis Lokal dan Pemanfaatan Tailing. Indonesian Forest Rehabilitation Journal, 2(1), 55-66.

Lesmanawati, I. R. (2012). Respon Pertumbuhan Tanaman Gmelina arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen dengan Penggunaan Thiobacillus thioparus dan Kompos dalam Upaya Biodegradasi Sianida yang Terkandung dalam Tailing Emas. Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains, 1(1), 27-36.

Zulfikah, Z., Basir, M., & Isrun, B. (2014). Konsentrasi merkuri (Hg) dalam tanah dan jaringan tanaman kangkung (Ipomoea Reptans) yang diberi bokashi kirinyu (Chromolaena Odorata L.) pada limbah tailing penambangan emas poboya kota palu. Agrotekbis, 2(6).

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 202 Tahun 2004. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan atau Tembaga.




DOI: https://doi.org/10.33387/geomining.v1i2.3214

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Editorial Office : Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.