Potensi ekosistem mangrove sebagai ekowisata di Pulau Satanger Kabupaten Pangkajene dan kepulauan
Abstract
ABSTRAK
Kecamatan Liukang Tangaya berada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan ini seluas 12.000 ha dan memiliki kawasan mangrove yang cukup luas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa Desa Satanger memiliki wilayah ekosistem mangrove terluas dibandingkan desa lain di Kecamatan Liukang Tangaya. Secara keseluruhan, luasan ekosistem mangrove di Desa Satanger seluas +1,5 km2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata di Desa Satanger Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2021. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling acak sederhana dengan unit rumah tangga. Intensitas sampling sebesar 15% dari populasi (224 keluarga), dengan demikian sampelnya sebanyak 34 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Desa Satanger cukup potensial dikembangkan untuk tujuan ekowisata, dengan total nilai rerata skoring sebesar 446,6. Unsur penunjang ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata di Desa Satanger yaitu daya tarik lokasi, kondisi sekitar kawasan, ketersediaan air bersih, serta sarana dan prasarana penunjang.
 Kata kunci: potensial, responden, unsur penunjang
Full Text:
495-508. Pdf (Bahasa Indonesia)References
Aprilia, E. R., Sunarti, Pangestuti, E. 2017. Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Fsilitas Layanan terhadap Kepuasan Wisatawan di Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 51(2) : 16-21
Ariboyo, D., Desmira, & Fauzan, D. A. 2020. Sistem Perawatan Mesin Ganset di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3 (1) : 580-594.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. 2020. https://pangkepkab.bps.go.id/indicator/156/52/1/luas-daerah-dan-jumlah-pulau-menurut-kecamatan-di-kabupaten-pangkajene-dan-kepulauan.html (diakses pada tanggal 04 April 2022).
Cakiki, AC., Harman S. 2007. Importance of Destination Attributes Affecting Destination Choice of Turkish Birdwatchers. Journal of Commerce & Tourism Education Faculty 1 : 131-145.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2020. http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasankonservasi/details/1/92 (diakses pada tanggal 04 April).
Fahrian, H.H., Putro, S.P., & Muhammad F. 2015. Potensi Ekowisata di Kawasan Mangrove, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal. Jurnal Biosaintifika, 7 (2) : 104-111
Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove. Yogyakarta.
Isdarmanto. 2017. Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gerbang Media Aksara dan StiPrAm.
Joandani, G.K., Pribadi, R; & Suryono, C.A. 2019. Kajian Potensi Pengembangan Ekowisata sebagai Upaya Konservasi Mangrove di Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Journal of Marine Research Vol.8, No.1 Februari 2019, pp. 117-126.
Kurniansah, R & Hali, M.S. 2018. Ketersediaan Akomodasi Pariwisata dalam Mendukung Pariwisata Perkotaan (Urban Tourism) sebagai Daya Tarik Wisata Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Bina Wakya Vol. 1 No. 1.
Kusmana, C.S. Wilarso, I. Hilman, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tiryana, A. Triswanto, Yunasfi, dan Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Pemerintah Kabupaten Pangkep. 2017. http://pangkepkab.go.id/index.php/profil/geografi- dan-iklim/25-geografi (diakses pada hari Kamis, 31 Maret 2021).
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Saputra, S.E & Setiawan A. 2014. Potensi Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Merak Belantung Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (49—60).
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Buku Edisi ke 10. Jakarta: Djambatan.
Sudiarta, M. 2006. Ekowisata Hutan Mangrove : Wahana Pelestarian Alam dan Pendidikan Lingkungan. Jurnal Manajemen Pariwisata, 5(1):1-25.
Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilawati. 2008. Pengembangan Ekowisata sebagai Salah Satu Upaya Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi di Masyarakat. Jurnal Geografi Vol.8 No.1.
Susilawaty, A., Amansyah, M., & Nildawati. 2016. Kerentanan Ketersediaan Air Bersih Di Daerah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil Sulawesi Selatan Indonesia. Al-Sihah: Public Health Science Journal, 8(2), 194–203.
Susumaningsih, E., Purnawan, Yossyafra. 2020. Studi Aksesibilitas Objek Wisata di Kabupaten Pasaman. Rang Teknik Journal Vol. 3 No.1.
Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Umayah, S., Gunawan H., & Isda M.N. 2016. Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove di Desa Teluk Belitung Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal Riau Biologia 1 (4): 24-30.
Wahdiniawaty, R. 2013. Aksesibilitas pada Kota Metropolitan di Negara Berkembang (Suatu Survey di Wilayah Bandung Raya). Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2.
Wardani, M.K. 2011. Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal Kelautan Vol. 4 No.1.
Widayana, G. 2012. Pemanfaatan Energi Surya. JPTK UNDIKSHA Vol. 9 No.1, Januari 2012 : 37 – 46.
DOI: https://doi.org/10.33387/jikk.v5i1.4748
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Address : Marine Science Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Science - Khairun University, Ternate, North Maluku, Indonesia |