Pemetaan Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Luas Daerah Resapan Air di DAM Duriangkang

Luthfiya Ratna Sari, Arista Syafitri

Sari


Sebagai dam yang luasannya mencapai 80% dari seluruh tubuh air tawar terbuka, DAM Duriangkang menjadi sumber bahan baku utama penyuplai keperluan air bersih olahan. Demi menjaga stabilitas pasokan air wilayah kepulauan, khususnya Pulau Batam yang Pemerintah Daerahnya melarang untuk memanfaatkan sumur air tanah sebagai sumber air bersih, maka perlu dilakukan sebuah studi dalam pemantauan kualitas daerah resapan air dari DAM Duriangkang dari masa ke masa secara berkala. Memanfaatkan penerapan sistem informasi geografis menggunakan pembobotan variabel jenis tanah, curah hujan, tutupan lahan, dan kemiringan lereng pada tahun 2016 dan 2021 maka didapatkanlah informasi terkait dinamika perubahan kondisi daerah sesapan. Dalam kurun 5 tahun pengamatan, kondisi resapan air dengan klasifikasi kritis sangat membaik hingga luasannya menyusut setengah pada 511,228 Ha atau setara dengan 9,02%, cukup kritis meningkat 0,81%, klasifikasi mulai kritis menurun menjadi 34,15% dan kategori normal alami meningkat 746,193 Ha menjadi 44,45%. Secara umum dapat terlihat bahwa terdapat perbaikan kualitas daerah resapan pada Dam Duriangkang pada rentang waktu 2016 ke 2021.


Kata Kunci


Daerah resapan air; Dinamika lahan; Pembobotan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adibah, Niswatul. (2013). Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Daerah Resapan Air. Jurnal Geodesi. Semarang: UNDIP.

BPS. (2021, Maret 2). Hasil Sensus Penduduk 2020, Penduduk Kota Batam 2020 1.196.396 Jiwa. Diambil Kembali BPS: https://batamkota.bps.go.id/pressrelease/2021/03/02/388/hasil-sensus-penduduk-2020-- penduduk-kota-batam-2020-1-196-396jiwa.html

Hastono, Fajar Dwi. 2012. Identifikasi Daerah Resapan Air Dengan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Sub DAS Keduang)

Kepri, S. (2020, Maret 10). Waduk Utama Penopang Air Baku di Batam Terancam Tumbang, Empat Lainnya Ikut Lumpuh. Diambil kembali dari Surya kepri:https://suryakepri.com/2020/03/10/waduk- utama-penopang-air-baku-di-batamterancam-tumbang-empat-lainnya-ikut-lumpuh/

Matondang, J.P. (2013). Analisis Kawasan Zonasi Daerah Rawan Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis. Universitas Diponegoro.

Menteri Kehutanan RI (2009). Tata Cara Penyusunan Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRLH-DAS) Nomor: P.32/MENHUT-II/2009.

Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Grasindo: Jakarta.

Ruecker, G. 2002. Consulting and Software Development to Produce a Dynamic Fire Danger Map for East Kalimantan. IFFM Document Report (Temporary).

Setianingrum, Riris 2008. Analisis Kondisi Resapan Air Kabupaten Sukoharjo Tahun 1997-2006 Dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis.

Wibowo, Mardi. 2006. Model Penentuan Kawasan Resapan Air Untuk Perencanaan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan. Jakarta:Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi.

Wiwoho, B.S., 2008. Analisis Potensi Daerah Resapan Air Hujan Di Sub DAS Metro Malang Jawa Timur. Jurnal MIPA dan Pembelajarannya




DOI: https://doi.org/10.33387/pangea.v4i2.6609

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Terindeksasi pada :

 xx

 Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License