NUKILAN PENA DAN KETELADANAN BUNG HATTA

Sri Haryati Putri

Sari


Abstrak

Saktinya goresan pena akan memberikan kesaksian segala peristiwa dan siapa yang berperan di dalamnya.  Mohammad Hatta merupakan seorang proklamator dan wakil presiden RI pertama yang telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk kemerdekaan tanah air tercinta. Bung Hatta telah membumikan kehidupan sehari-hari, dengan membaca dan menulis. Baginya membaca adalah jendela untuk melihat betapa luasnya dunia, sedangkan menulis adalah buah karya yang membawa perubahan dan menghantarkan masyarakat menjadi cerdas, pintar dan jenius. Dengan berbekal pendidikan ala Belanda, Hatta tumbuh menjadi aktivis kritis dan menggerakkan pikiran dan tangannya untuk menulis. Pencatatan tentang perjuangan kemerdekaan republik ini, cukup detail disampaikan Hatta melalui karya-karyanya. Aktifitas menulis dan membaca merupakan dua kegiatan yang selalu menemaninya sepanjang hari. Jika membaca adalah jendela membuka dunia, maka menulis adalah buah dari membaca yang harus dibagikan kepada dunia dan seisinya. Hingga hari ini, tulisan-tulisan yang dihasilkannya masih tetap relevan dan kerap dijadikan sebagai rujukan. Meskipun, secara fisik beliau telah lama kembali menghadap Sang Pencipta, namun beliau masih tetap hidup melalui karya-karya monumental sebagai simpul pemersatu kebangsaan.

Kata kunci: Karya, Perjuangan, Teladan, Bung Hatta

Abstract

The power of the pen's stroke bears witness to every event and those who play a role in it. Mohammad Hatta, a proclaimer of Indonesia's independence and the first Vice President of the Republic of Indonesia, dedicated almost his entire life to the independence of his beloved homeland. Bung Hatta grounded daily life in the practices of reading and writing. For him, reading was a window to see the vastness of the world, while writing was a creative endeavor that brought about change and led society to become intelligent, smart, and brilliant. Armed with an education rooted in the Dutch system, Hatta grew into a critical activist, channeling his thoughts and actions through writing. His detailed accounts of the struggle for the republic's independence are well-documented in his works. Reading and writing were two activities that always accompanied him throughout the day. If reading is a window to the world, then writing is the fruit of reading that must be shared with the world and its inhabitants. To this day, his writings remain relevant and are often used as references. Although he has long since returned to the Creator physically, he continues to live on through his monumental works as a unifying symbol of the nation.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alfarisi, Salman. 2010. Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980. Jogjakarta: Garasi.

E. Graves, Elizabeth 2007. Asal Usul Elite Minangkabau Modern: Respon Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Firmansyah, A. 2010. Hatta Si Bung yang Jujur dan Sederhana. Jogjakarta: Garasi

Hatta, Mohammad 1966. Demokrasi Kita.: Pustaka Antara

Kusno, Malikul. 2012. “Bung Hatta Dari Era Kolonial, Hingga Orde Baru: Sebuah Refleksiâ€, Jurnal Konfrontasi Volume 1 No.1 Januari.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Maryono. 2015. “Bung Hatta, Proklamator, Ilmuwan, Penulis dan Karya-Karyanya: Sebuah Analisis Bio-Bibliometrik berkala!†Jurnal Perpustakaan dan Informasi. Volume XI Nomor 2.

Noer, Deliar. 1990. Biografi Politik Bung Hatta, Jakarta : LP3ES

________. 2012. Mohammad Hatta Hati Nurani Bangsa. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Van Niehl, Robert. 2009. Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.