PEMANFAATAN INSTALASI TAMAN HIJAU PADA ATAP MIRING UNTUK MENGURANGI LIMPASAN AIR HUJAN
Sari
Taman atap merupakan salah satu teknologi tiruan dari kondisi penerapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam pengendalian sumber daya untuk mengurangi volume limpasan air hujan. Taman atap sebagai penyeimbang ekosistem kota dapat meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air, ditengah berkurangnya daerah resapan pada hunian perkotaan. Taman atap menangkap air hujan secara langsung yang berakibat pengurangan volume air limpasan hujan yang akan mengalir ke sungai dan laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah limpasan yang dihasilkan setelah melalui taman atap sebagai area resapan tiruan. Diharapkan dari penelitian ini akan menghasilkan pembuktian bahwa instalasi taman atap dapat mengurangi volume limpasan air hujan.
Penelitian direncanakan secara experimental pada atap hunian perkotaan dengan kemiringan atap 30-35°. Pembuatan instalasi taman hijau dimodifikasi dan disesuaikan dengan struktur atap yang ada, dengan pertimbangan penggunaan material yang ringan dan aman bagi atap. Dilakukan pengukuran berapa jumlah volume limpasan yang dihasilkan secara aktual. Dari analisa didapatkan bahwa sejumlah sekitar 68,42% dari total volume limpasan hujan yang dapat terinfiltrasi bila keseluruhan atap di daerah penelitian tertutup seluruhnya oleh taman hijau. Perhitungan berat dari 1 buah instalasi box planter adalah 42,73 N/mm2 (MPa), sehingga untuk maksimum instalasi box planter yang dapat diaplikasikan berjumlah 13 buah.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
E. Korol and N. Shushunova. 2016. “Benefits of a Modular Green Roof Technology, Procedia Engineering, vol. 161.
Donnell-Kilmer, N, Rooftop Gardens A Green Solution to Los Angeles' Urban Problems. Journal Article. 2012, pp. 77.
Gibler, M. R, 2015. Comprehensive Benefits of Green Roofs. World Environmental and Water Resources Congress 2015, 2244-2251.
Kodoatie dan Basuki. 2005. Dampak Negatif terhadap Kelestarian Sumber Daya Air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta: Andi Offset.
Maryono, Agus, 1996. Konsep Ekodrainase Sebagai Pengganti Drainase Konvensional, http://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikeltentang-banjir/agus-maryono/
McRae, Anderson. 2013. Design and Development of a Roof Garden. USA: McCarenDesigns, Inc.
Meder, Amanda, 2010, http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologipengendalian-banjir/rain-gardens/
Nagase, Ayako Dunnett, Nigel, 2012. Amount of water runoff from different vegetation types on extensive green roofs: Effects of plant species, diversity and plant structure. Landscape and Urban Planning, 104, 356-363
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset.
Takeda, Kensaku. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Ugai, Takao, Evaluation of Sustainable Roof from Various Aspects and Benefits of Agriculture Roofing in Urban Core. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 2016, 216, 850-860.
DOI: https://doi.org/10.33387/sipilsains.v9i18.1284
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Editorial Office :
Fakultas Teknik. Universitas Khairun | Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi, Kota Ternate, Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.