KUAT TEKAN DAN KUAT LEKAT PASANGAN BATA SEMEN PASIR APUNG
Sari
Pasir apung adalah jenis butiran yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung
berdinding gelas dan biasanya disebut juga sebagai butiran gelas vulkanik silikat. Beton ringan banyak
dipilih dalam pekerjaan konstruksi karena mudah dibentuk sehingga memudakan dalam instalasinya serta
beratnya yang ringan dan mampu menjadi isolator suhu, meredam suara, salah satunya cara
menghasilkan beton ringan adalah dengan menggunakan batu apung dalam campuran mortar. Dinding
bangunan gedung adalah suatu komponen bangunan gedung yang terbentuk bidang vertikal yang berguna
untuk melindungi, membagi, atau membatasi suatu ruang dengan ruang lain. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh uji sifat mekanis dinding bata dengan perkuatan menggunakan pasir apung
dan pasir biasa.Tinjauan pada penelitian ini berupa berat volume batako dan tahapan yang dilakukan
antara lain : pengujian karakteristik material, perencanaan komposisi campuran 1PC : 4PS, dan variasi
perkuatan batako yang digunakan yaitu 176 kN dengan jumlah sampel 18 untuk pengujian kuat lekat
tanpa perkuatan dan 18 buah untuk uji kuat lekat dengan perkuatan. Hasil penelitian memperlihatkan
Bata semen pasir apung lebih ringan 14,20% dibandingkan dengan bata semen pasaran (kontrol),
sehingga apabila bata semen pasir apung digunakan sebagai pengganti bata pasaran maka dapat
mengurangi beban dinding pada suatu kontsruksi. Setelah pasangan bata diberi perkuatan dengan kawat
ram, dari ketiga jenis bata semen cenderung mengalami kenaikan kuat tekan > 35%. Kuat lekat rata-rata
pasangan bata tanpa perkuatan maupun dengan perkuatan mempunyai kecenderung kuat lekat pasangan
bata semen dengan pasir apung lebih besar dari kedua jenis bata semen.
Teks Lengkap:
66-73Referensi
Anggreni, M. Y., Sudarsana, I. K., & Sukrawa, M. (2015). Perilaku Tekan Dan Lentur Dinding
Pasangan Batako Tanpa Plesteran, Dengan Plesteran Dan Dengan Perkuatan Wiremesh.
Jurnal Spektran, 3(2), 10–19. https://doi.org/10.24843/spektran.2015.v03.i02.p02
Bachroni, C. B. (2013). Influence of Horizontal Steel Reinforcement Addition to the Confined
Red Brick Masonry Wall. Jurnal Permukiman, 8(1), 1–12.
Darwis, F., Sultan, M. A., & Anwar, C. (2016). Pengaruh Variasi Faktor Air Semen Terhadap
Kuat Tekan Beton Beragregat Batu Apung. SIPILsains, 06(11), 31–38.
Kabir, D., Imran, I., & Sultan, M. A. (2018). Penggunaan Fly Ash Sebagai Bahan Tambah pada
-0349. (1989). Bata beton untuk pasangan dinding. In Badan Standardisasi Indonesia.
SNI 03-4164. (1996). Kuat Tekan Dinding Pasangan Bata Merah Di Laboratorium.
Sultan, M. A., Kusnadi, K., & Yudasaputra, M. T. (2018). Effect Of Pressure On Making Of
Cemen Bricks from Pumice. International Journal of Civil Engineering and Technology
(IJCIET), 9(5), 134. https://doi.org/10.1126/science.ns-11.267.134
Sultan, M. A., & Yudasaputra, M. T. (2017). Pengaruh Tekanan Pada Pembuatan Bata Semen.
Prosiding Simposium II – UNIID 2017, (1), 360–364.
Sultan, M. A., Yudasaputra, M. T., & Gaus, A. (2019). The Use Of Pumice As Raw Material
For Cement Brick. International Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET),
(12), 498–504.
Susanti, L., Dewi, S. M., & Nurlina, S. (2011). Pengaruh Penggunaan Pengekang ( Bracing )
Pada. Jurnal Rekayasa Sipil, 5(1), 19–28.
Tanjung, J., & Maidiawati, M. (2015). Studi Eksperimental tentang Pengaruh Dinding Bata
Merah Terhadap Ketahanan Lateral Struktur Beton Bertulang. Annual Civil Engineering
Seminar, 353–359. https://doi.org/10.5614/jts.2016.23.2.2
DOI: https://doi.org/10.33387/clapeyron.v1i2.3181
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Journal Policies | Submissions | People | Information |
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.