Sari
Permasalahan umum yang terjadi pada pekerjaan Long Segmen pada paket Preservasi Jalan Ruas Ekor – Sebaim – Buli - Maba adalah adanya kondisi fungsional maupun struktural jalan yang sering mengalami kerusakan sebelum desain umur rencana. Kerusakan jalan dapat diakibatkan beberapa aspek antara lain perencanaan dan perancangan yang kurang tepat sehingga terjadi kesalahan pada saat pelaksanaan dan kurangnya pengawasan beban kendaraan saat pengoperasian jalan dan kurang tepatnya strategi pemeliharaan dan rehabilitasi jalan. Berdasarkan kebutuhan pelayanan jalan Preservasi Jalan Ruas Ekor – Sebaim – Buli - Maba pada bagian jalan penghubung lalu lintas ramai dan beban yang cukup berat, maka perlu dipertahankan kemampuan fungsional dan struktural jalannya. Apabila dilihat dari nilai mean rankingnya, dari 11 faktor yang terdapat dalam penelitian ini terdapat 10 faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. 10 faktor tersebut memiliki nilai rata-rata 3<X<3.5. Urutan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan Proyek Jalan Ekor - Subaim - Buli - Maba Tahun Anggaran 2022 dengan yaitu: X11 Manajerial, X2 Bahan (material), X6 Situasi (Environment), X10 Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan, X1 Tenaga Kerja (labors), X3 Peralatan (Equipment), X9 Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and scheduling), X5 Keuangan (Financing), X8 Lingkup dan Kontrak/dokumen pekerjaan (Contract Document), X4 Karateristik Tempat (Site Characterristic). Apabila dilihat dari nilai mean rankingnya, dari 57 variabel dan terbagi dari beberapa faktor yang terdapat dalam penelitian ini terdapat 50 variabel yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek dengan nilai rata-rata 3< X <3.5. sedangkan 7 variabel lainnya tidak berpengaruh. Urutan 10 teratas variabel yang mempengaruhi keterlambatan Proyek Jalan Ekor - Subaim - Buli - Maba Tahun Anggaran 2022 dengan yaitu: Keahlian tenaga kerja, Komunikasi antara perencana dan kontraktor, Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan, Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kekurangan Bahan Konstruksi, Pengalaman manajer lapangan, Komunikasi antara wakil owner dan kontraktor, Ketidaktepatan bahan, Terjadwalnya hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, cuaca amat buruk, badai/angin ribut, gempa bumi dan tanah longsor, Keterlambatan Pengiriman Barang
Referensi
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya SKBI-1.3.28.1987, Yayasan Penerbit PU.
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, 2003, Perencanaan perkerasan jalan beton semen (Pd T-14-2003).
Hamirhan Saodang, 2005, Buku 2 Perancangan Perkerasan Jalan Raya, Nova Bandung.
Irika Widisanti, dan Lenggogeni, 2013, Manajemen Kontruksi, PT. Remaja Rosdakarja Ofset, Bandung.
Muhammad Miftakhur Riza, 2005, Perencanaan Jalan Beton di Pendekat Utara Jalan Ringroad Timur, Perempatan Jalan Wonosari.
PERMEN PU Nomor 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
Shirley L. Hendarsin, 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil.
Soegeng Djojowirono, 1984, Manajemen Konstruksi, Biro Penerbit KMTS UGM.
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Preservasi Jalan Secara Long Segment.
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Undang Undang Jasa Konstruksi.
Undang-Undang No. 2 Th 2017 (Perubahan Undang Undang No. 18 Th 1999) Tentang Undang-Undang Jasa Konstruksi.