KAJIAN BUDAYA SASTRA LISAN PANDARA DAN SISINDIRAN
Sari
Penelitian ini diberi judul Kajian Budaya Sastra Lisan Pandara dan Sisindiran. Rumusan masalahnya adalah bagaimana perbedaan sastra lisan Pandara dan Sinsidiran. Tujuannya untuk mendeskripsikan perbedaan sastra lisan Pandara dan Sindidiran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan dan persamaan antara Pandara dan Sisindiran. perbedaannya antara lain adanya perbedaan budaya yang terdapat dalam pandara dan sisindiran yang bertemakan cinta, dalam pandara mencerminkan bahwa budaya keras dan kasar masyarakat ternate labih dominan ketimbang masyarakat sunda.Dari teks yang tersaji dalam pandara, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat ternate hidup dan tinggal di daratan rendah (tepi pantai). Sedangkan suku Sunda sebagian besar hidup dan tinggal di dataran tinggi (pegunungan). Pandara Tidak terpengaruh dengan kesusastra hindu. Tentu ini berbeda dengan sisindiran yang masih ada unsur hindu di dalamnya. Sedangkan persamaannya antara lain, Pandara maupun Sinsidan keduanya sama-sama memiliki pesan moral mengenai kehidupan yang baik. Sama-sama memiliki kepercayaan Islam yang dominan Sama-sama bertemakan nasehat, cinta, maupun jenaka, sehingga melahirkan satu kebudayaan yang saling mengasihi, menasehati dan mencintai antar sesama.
Â
Kata Kunci : Kajian Budaya, Sastra Lisan, Pandara, Sinsidiran.
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.33387/j.edu.v14i1.186
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
EDITORIAL OFFICE:
Indexed By:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
EDUKASI is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.